Terbang dengan Aviastar dan Nikmati Pesona Wisata Alam Aceh yang Kekinian

Satu provinsi di sisi Barat Indonesia bernama Aceh pernah mengalami bencana alam terburuk berupa Tsunami pada tahun 2004 yang lalu. Begitu besarnya bencana ini menelan korban jiwa dan menghancurkan wilayah pesisir barat Aceh. Namun, Aceh berbenah sejak tragedi tersebut, dan berupaya membangun kembali kota serta mengembangkan tempat-tempat wisata menarik. Berbagai maskapai penerbangan pun diajak untuk membuka penerbangan ke Aceh.

Paling baru, maskapai penerbangan Aviastar baru saja membuka akses penerbangan dari Jakarta menuju Aceh melalui bandara di Lhokseumawe. Namun jika ingin berkunjung ke Aceh langsung ke pusat kota Banda Aceh, terdapat banyak penerbangan yang bisa dipilih. Selain Aviastar, beberapa penerbangan dari maskapai seperti Garuda, Citilink dan Lion Air membuka rute penerbangan langsung dari Jakarta menuju Aceh dengan status penerbangan transit di kota Medan.
Lalu, apa istimewanya wisata di Provinsi yang bernama lengkap Nangroe Aceh Darussalam ini? Tidak hanya pantainya saja yang sangat dekat berbatasan dengan samudera Hindia saja.  Selain pantai inilah beberapa tempat wisata menarik lainnya yang bisa dikunjungi di Aceh. Berikut beberapa diantaranya.

1. Lhok Seudu
sumber:@nabilaorchid

Lhok Seudu yang berada di Kabupaten Aceh Besar ini berjarak sekitar 30 Km dari Kota Banda Aceh. Cukup jauh dari kota Banda Aceh, namun petualangan sesungguhnya bisa didapatkan wisatawan ketika sudah sampai Lhok Seudu.

Salah satu yang menarik perhatian adalah kehadiran kantin Ujong Glee yang berada di atas gunung. Jadi, ketika wisatawan datang maka akan melihat pemandangan lansekap yang luar biasa dan sebuah pantai yang lengkap dengan dermaganya. Dermaga yang disediakan di pantai ini memang dibuat sebagai tempat nongkrong wisatawan yang datang ke Lhok Seudu, sembari menikmati senja dari arah Barat.

2. Jelajah sungai Mon Ceunong
sumber:steemit.com - @kakilasak

Tempat wisata berikutnya yang bisa dikunjungi saat kamu jalan-jalan ke Aceh adalah Mon Ceunong yang berada di Kecamatan Indrapuri Aceh Besar. Wisatawan yang ingin melihat langsung tempat wisata ini harus melewati beberapa anak sungai tanjakan serta batu besar yang akan membuat perjalanan menjadi lebih menantang.

Hal menarik dari tempat wisata Mon Ceunong, adalah air segarnya yang berasal dari pegunungan berwarna hijau Tosca. Warga sekitar juga sering menjadikan sungai sebagai sumber air bersih.
Karena letaknya yang sangat jauh dari pusat kota, maka Mon Ceunong masih relatif sepi dikunjungi wisatawan. Namun, bagi wisatawan yang memang ingin mendapatkan pemandangan alam luar biasa sekaligus menantang maka Mon Ceunong adalah tempat yang tepat.

3. Bukit Gundul Semeuregui
sumber:acehnews.net

Terakhir, tempat wisata yang bisa dijadikan pilihan berikut adalah sebuah bukit yang terletak di Desan Jalin, Kabupaten Aceh Besar. Di salah satu sisi desa ini terdapat sebuah perbukitan gundul yang memiliki jalur penguji adrenalin. Jalan di sekitarnya cukup rusak, namun tetap saja menguji nyali dan memberikan kesan yang menantang.

Di sekitar bukit terdapat air sungai yang mengalir. Untuk menyeberang wisatawan harus menggunakan sebuah jembatan kayu. Setelah itu wisatawan bisa langsung menuju bukit Gundul Semeuregui.

Meskipun menantang dan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai bukit, namun begitu sampai di bagian puncaknya, wisatawan akan melihat sendiri pesona wisata yang ditawarkan oleh bukit Gundul Semeuregui. Hamparan aliran sungai yang berkelok-kelok terlihat dari puncak bukit. Selain itu hamparan sawah yang hijau dan menyegerkan mata.


Belum puas dengan keelokan wisata-wisata di Aceh? Masih terdapat banyak tempat wisata alam kekinian lain yang menguji adrenalin kita sebagai wisatawan. Tunggu apalagi, pesan tiket penerbangan bersama Aviastar dan nikmati sensasi alam di Aceh.

Mendata Budaya untuk Ilmu Pengetahuan

Apa yang terlintas di benak kita ketika mendengar kata budaya? Pada awalnya aku terbayang dengan kelompok penari yang membawakan tarian dengan lemah gemulai di sanggar atau pun di pendopo, kisah-kisah masa lampau yang diceritakan melalui wayang oleh dalang pada saat pementasan, atau pun adat pernikahan masing-masing suku bangsa di Indonesia.

Tapi, setelah bergabung dengan sebuah komunitas yang melakukan pendataan budaya, pandanganku tentang budaya kian berubah dan berkembang. Budaya tidak terbatas dalam lingkup yang sangat kecil seperti tarian, pertunjukan dan tradisi pernikahan. Lebih luas lagi, segala bentuk kemampuan untuk beradaptasi terhadap terhadap ekosistem dan lingkungan sosial adalah bagian dari budaya. Mulai dari produk arsitektur, kalender tradisional, sistem perairan dan pertanian, alat musik, cerita rakyat, kuliner, motif kain, lagu, naskah kuno dan prasasti, ornamen, pakaian tradisional, permainan tradisional, ritual, seni pertunjukan, senjata dan alat perang, tata cara pengobatan dan pemeliharaan kesehatan, serta masih banyak lagi ragam kebudayaan yang ada di setiap jengkal Nusantara.

Jadi mengapa kita perlu mendata budaya?

Berawal dari ikut mendata budaya bersama Sobat Budaya, aku menjadi tahu betapa banyak dan beragamnya budaya tradisi nusantara, dengan jumlah budaya yang telah terdata lebih dari 40.000 di budaya-indonesia.org. Dengan jumlah 16.056 pulau, 1.340 suku bangsa, 1.211 bahasa daerah bukanlah hal yang mustahil kalau kekayaan budaya kita mencapai satu juta data.

Dari data budaya tersebut lah lahirlah temuan-temuan ilmu pengetahuan yang membanggakan dan mendorong sense of belonging atas kekayaan budaya yang kita miliki.

Belajar bersama Sobat Budaya dan Bandung Fe Institute, aku mendapatkan pencerahan tentang ilmu-ilmu pengetahuan yang banyak tersembunyi dan terkodekan di balik kebudayaan kita. Misalnya saja, ditemukanlah perhitungan matematika di balik pola-pola motif batik, namanya geometri fraktal. Ada juga perhitungan matematika dalam suluran ukiran gorga Sumatera Utara, namanya sistem-L atau geometri kura-kura. Pernahkah kita memikirkan dan membayangkan, bagaimana nenek moyang kita membangun Candi Borobudur? Di mana pada masa itu belum ada jasa kontraktur yang bisa membangun bangunan semegah dan sebesar Candi Borobudur? Dengan metode selular otomata, upaya membedah cara pembangunan arsitektur yang begitu kompleks ini, ditemukan pula dimensi fraktal yang menjadi perhitungan pembangunan candi ini.

Ilmu Pengetahuan di Balik Candi Borobudur dan Gorga Batak


Pohon Kekerabatan Arsitektur Nusantara dan Sistem Investasi Masyarakat Tradisional

Coba kita luangkan waktu sejenak berwisata ke Situs Megalitikum Gunung Padang, di Cianjur, Jawa Barat. Saat melihatnya pertama kali, yang kita lihat seakan-akan hanyalah tumpukan dan bongkahan batu yang berceceran di atas perbukitan. Tapi, tidak sesederhana itu kondisi Situs Megalitikum Gunung Padang. Di balik bongkahan batu-batu tersebut, tertinggal jejak-jejak teknologi arkeo-astronomi untuk melihat bintang utara, gnomon untuk pertanda waktu, dan ada pula batu gamelan yang menghasilkan sumber suara dengan tangga nada f-g-d-a. 

Dengan kumpulan data dan informasi pun akhirnya kita bisa membaca kekerabatan masyarakat nusantara melalui pola motif kainnya,  produk arsitekturnya, lagunya dan kulinernya. Hal ini semakin menguatkan persatuan nusantara. Slogan "Bhinneka Tunggal Ika" tidak lagi hanya sebagai simbol belaka, namun bisa dibuktikan secara sains.

Peta Kekerabatan Motif Kain Nusantara

Peta Kekerabatan Lagu Nusantara

Peta Kekerabatan Kuliner Nusantara

Dari pendataan dan penelitian, budaya tidak lagi menjadi sebuah objek yang sederhana belaka, tapi kompleks dengan segala macam ilmu pengetahuan yang tersembunyi. Banyak juga temuan tentang sistem investasi tradisional masyarakat-masyarakat zaman dulu, seperti gantangan di Jawa Barat dan nyumbang di Jawa Tengah. Ragam pohon kehidupan seperti kayon, wayang, batang garing, gorga, pohon hariara dan pohon kalpataru menyimpan narasi mitologis yang sesungguhnya mengajarkan filosofi kehidupan. Narasi-narasi semacam ini tentu banyak kita dengarkan melalui tuturan orang-orang tua. Saratnya ilmu pengetahuan di balik kebudayaan tersebut, kini menjelma menjadi #KodeNusantara, yang bisa dibaca dan dipelajari dalam sebuah buku "Kode-Kode Nusantara: Telaah Sains Mutakhir atas Jejak-jejak Tradisi di Kepulauan Indonesia."



Riset-riset peneliti belia yang dilakukan oleh murid-murid SMP dan SMA pun menunjukan hubungan kalender Bali dengan terjadinya bencana, kejahatan, dan sistem tanam yang dianalisis secara ilmiah, tata aturan "warugan lemah" di Sungai Cikapundung Bandung, juga mempengaruhi sistem perairan sepanjang sungai tersebut. 
Ilmu pengetahuan inilah yang menjadi alasan penting mengapa kita perlu mendata budaya.
Dengan ilmu pengetahuan yang dikumpulkan dan digali dari kebudayaan tradisi nusantara kita bisa mencegah ancaman kepunahan, menangkal klaim budaya, dan sumber inspirasi untuk inovasi. Yang paling penting dan mendasar adalah mendata budaya untuk ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan itulah, pencegahan kepunahan, penangkalan klaim, pengembangan inovasi bisa dilakukan. Dengan penggalian ilmu pengetahuan di balik budaya tradisi maka kita bisa membuka kembali peradaban di Nusantara yang telah lama terkubur dalam ingatan sejarah dan ilmu pengetahuan.

Pentingnya mendata demi ilmu pengetahuan ini semoga bisa menjadi pendorong bagi kita semua untuk ikut bergotong royong mengumpulkan informasi seputar kebudayaan kita dan mendigitalisasikannya ke Perpustakaan Digital Budaya Indonesia di situs budaya-indonesia.org.

Anggota Sobat Budaya melakukan pendataan budaya ke budaya-indonesia.org


Birthday Celebration di Atas JSky Ferris Wheel!

Gimana rasanya ngerayain ulang tahun di atas udara? Di ketinggian 69 meter dari permukaan tanah? Seru, seneng, takut, heboh? Kayanya semua rasa seru, seneng, takut dan heboh bisa bercampur jadi satu deh! Sama kaya semua rasa-rasa di masa lalu yang masih bersisa dan bercampur sama rasa-rasa yang sekarang ada. #eh

Jadi, sabtu lalu, 7 Oktober 2017, temenku Osse, dapat undangan birthday celebration dari JSky Ferris Wheel, kincir ria tertinggi di Indonesia! Bayangin aja, tingginya 69 meter di atas permukaan tanah dan JSky Ferris Wheel ini ada di lantai 3 AEON Mall, Jakarta Garden City, Cakung Jakarta Timur. Kincir ria yang super tinggi itu ada di dalam mall! Ngeri-ngeri seru ya! Ngeri sama tingginya, ngeri ada di dalam mall, tapi seru bisa liat city view Kota Jakarta!

JSky Ferris Wheel nampak dari Pintu Utama AEON Mall, Jakarta Garden City


Muka-muka bahagia campur rasa takut di atas JSky Ferris Wheel :p

Muka-muka bahagia Geng Bolang Cantik (ki-ka: Apri, Regina, Osse, Wulan, Nia) abis naik JSky Ferris Wheel

The birthday girl, Osse, ngajakin aku dan 3 orang geng bolang cantik (abaikan nama geng kita ini ya! Hahahaa :p), buat ikut naik JSky Ferris Wheel.  Daaannn,, tiga dari lima orang ini takut ketinggian! Osse salah satunya :p.

Rekomendasi ku kalau mau naik JSky Ferris Wheel lebih baik malam hari, karena kita bisa lihat city view Jakarta yang lebih cantik dengan gemerlap lampunya! Satu kabin JSky Ferris Wheel bisa diisi maksimal 6 orang, harga tiket per orang Rp. 50.000,- (kalau kamu beli 1 tiket saja, berarti kamu akan naik dengan orang-orang lain), harga tiket couple Rp. 160.000,- (1 kabin hanya diisi oleh kamu dan pasanganmu saja), dan tiket VIP Rp. 350.000,- (tiket untuk 6 orang dan kamu punya bebas antri :)). Kalau mau naik Jsky Ferris Wheel lebih enak sama  teman-teman atau keluarga ya, jadi satu kabin kincir ria full untuk bersuka cita sama orang-orang terkasih :).

Wahana kincir ria ini datang dari perusahaan rekreasi Jepang, PT Momozen Amusement Indonesia. Semua teknologinya didatangkan dari Jepang, jadi jangan khawatir dengan teknologinya ya. Keselamatan dan kenyamanan pengunjung juga menjadi  hal utama yang diperhatikan perusahaan ini. Setiap gondola dilengkapi Full AC, anti- petir dan gempa. Dan setiap tiket memiliki asuransi keselamatan jiwa :)

Jadi, kamu sudah siap belum lihat Jakarta dari ketinggian 69 meter?

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lokasi JSky Ferris Wheel:

Makan Ayam dan Telur Biar Makin Sehat dan Cerdas Yuk!

Ragam Lauk Pauk
Sumber Gambar: InfoYunik
Apa menu makanan favoritmu? Sayur, bakso, daging, ayam, telur, tempe, tahu, ikan?
Kalau aku suka sekali makan sayur, bakso dan ayam. Karena aku lebih suka makanan-makanan berkuah dan lebih mudah makan ayam dibanding daging. Saat kita memilih menu makanan pasti yang paling awal jadi pilihan dan pertimbangan, "enak ga yah?," "harganya mahal ga yah?." Tapi seringkali kita terlupa untuk mempertimbangkan tentang manfaat, nutrisi dan fungsi kesehatannya.

Baru-baru ini ketika aku membaca artikel dari Pinsar Indonesia (Asosiasi Peternak Unggas se-Indonesia), aku jadi tersadar tentang pentingnya mempertimbangkan kandungan protein dan manfaatnya untuk tubuh dan kesehatan. Dari artikel yang dirilis oleh Pinsar, ditunjukan fakta-fakta bahwa ternyata telur dan daging ayam merupakan sumber protein yang bagus dan harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan tahu, tempe dan daging.

Perbandingan Harga dan Protein ragam Lauk Pauk
Sumber Foto: Pinsar Indonesia

Aku jarang mengkonsumsi telur, karena memang kurang suka. Tapi ternyata telur ini mengandung asupan protein yang bagus dengan harga yang relatif murah. Setelah kucari informasinya lebih lanjut, telur pun mengandung nutrisi, kolin, Vitamin A, Vitamin B-Kompeks dan Selenium yang baik untuk kesehatan dan perkembangan otak. Baiklah sekarang akan memulai membuat variasi menu makanan dengan telur!

Ternyata, sebentar lagi adalah perayaan Hari Ayam dan Telur Nasional. Perayaan ini diselenggarakan setiap tanggal 1 Oktober. Tahun ini, kita pun bisa ikut serta merayakan dan menyebarkan informasi ini dengan ikut serta dalam lomba blog Hari Ayam dan Telur Nasional 2017!

Lomba Blog Hari Ayam dan Telur Nasional

Kompetisi ini diselenggarakan oleh Panitia Hari Ayam dan Telur Nasional 2017, Ceva Animal Health Indonesia danTROUW Nutrition Indonsia. Lomba ini masih berlangsung sampai tanggal 5 Oktober 2017!

Berikut informasi Lomba Hari Ayam dan Telur Nasional yang perlu kamu tahu ya!

Tema: Mau Sehat dan Cerdas? Yuk Makan Ayam dan Telur
Untuk: Umum

Hadiah Utama:
Paket telur selama tiga bulan untuk tiga orang pemenang di area Jabodetabek (dikirim dua minggu sekali), HP, kamera dan HD External

Hadiah Hiburan:
30 peserta lomba pertama akan mendapatkan hadiah menarik

Caranya:
  1. Like fanpage Pinsar Indonesia
  2. Follow twitter Pinsar Indonesia
  3. Buat tulisan di blog dengan tema "Mau Sehat dan Cerdas? Yuk Makan Ayam dan Telur"
  4. Tulisan bisa berupa ulasan atau cerita dan bersifat opini sesuai tema di atas
  5. Bahan untuk menyusun artikel bisa menggunakan artikel di Pinsar, Ceva, Trouw Nutrition atau referensi terkait lainnya
  6. Tulisan minimal 500 kata disertai foto dan atau video
  7. Cantumkan kata kunci "Hari Ayam dan Telur Nasional" dan diberi link ke http://www/pinsarindonesia.com
  8. Formulir pendaftaran bisa dibuka di htpp://bit.ly/hariayamtelur
  9. Setiap peserta dapat membuat maksimal lima artikel untuk dilombakan
  10. Pengumuman pemenang akan diinformasikan melalui HP dan email
  11. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.
Selamat menulis ya!

Hal-Hal yang Perlu Kita Tahu Sebelum Naik Gunung

Kamu suka jalan-jalan? Biasanya jalan kemana dan ngapain? Snorkling atau diving di tengah laut? Lihat sunset dan sunrise di pantai? City trip? Wisata kuliner? Atau naik gunung?

Dari beragam tipe-tipe jalan tadi, salah satu yang terasa berat dan butuh bekal khusus pastinya naik gunung. Dulu, aktivitas naik gunung bakal lekat banget sama anak-anak mapala atau anak-anak pecinta lingkungan yang terkesan kuat, gahar dan mandiri banget. Jauh beda sama kondisi sekarang, naik gunung bisa dijalanin oleh siapa pun, orang kantoran, kaum sosialita, bahkan ibu rumah tangga.

Aku sendiri, yang tergolong sebagai orang kantoran, mulai punya keinginan untuk bisa mendaki gunung sejak tahun 2015. Alasannya sederhana, ingin keluar dari rutinitas dan hiruk pikuk pekerjaan dan bisingnya ibu kota. Dan tentunya menyegarkan mata, pikiran dan perasaan dengan pemandangan dan suasana yang menenangkan yang akan disuguhkan alam semesta.

Pemandangan Gunung Meranti dari Kawah Ijen

Pemandangan pegunungan bernuansa biru dengan gumpalan awan dan hamparan pepohonana berwarna hijau seperti gambar di atas tentu menjadi salah satu daya tarik dan sekaligus daya dorong untuk mendaki gunung. Pemandangan seperti itu lah yang ku inginkan untuk menenangkan diri dan me-recharge energi. Senang sekali aku bisa merasakan dan menikmati keindahan itu saat mendaki Gunung Ijen di Banyuwangi tahun lalu.

Selain pemandangan syahdu yang kita dapatkan dari pendakian gunung, kita juga akan mendapatkan banyak teman seperjalanan dan teman sependakian yang bisa kita temui selama masa-masa pendakian dan summit. Salah satu lesson learn berharga yang ku dapat saat mendaki gunung adalah kita dapat melihat karakter, ketulusan dan rasa gotong royong dan kebersamaan antar teman-teman sependakian. 

Di atas gunung kita bisa menjalin pertemanan dengan sesama pendaki dari mana pun!


Teman-teman sependakian Gunung Ijen

Cerita tadi baru sepenggal cerita manis saat naik gunung. Dan sesungguhnya ada banyak juga cerita-cerita yang melelahkan di balik suksesnya seorang pendaki sampai puncak. Pun, kalau kita mau naik gunung kita juga harus belajar keterampilan survival dan memahami fakta-fakta serta mitos yang santer terdengar mengenai pendakian gunung.

Sebagai seorang yang masih awam, dan masih penasaran dengan aktivitas naik gunung, aku senang sekali ada acara sharing yang membedah fakta dan mitos naik gunung yang diselenggarakan KUBBU BPJ bersama dengan RS Firdaus, Minggu 27 Agustus kemarin di Casapatsong's Kitchen, Cikini.

Dalam acara ini hadir dr. Ridho Adriansyah (RS Firdaus), Harley B. Sasta (Pegiat alam, penulis, pemerhati konservasi alam e-magazine mountmag), Tyo Survival (Ex-Host Jejak Petualang & Co-Host Berburu Trans TV), Siti Maryam (Survivor 4 hari 3 malam di Rinjani), Edi M. Yamin (Founder BPJ) sebagai narasumber pada acara sharing kemarin.

Para Narasumber


Ternyata, ada banyak hal loh yang perlu kita tahu dan pelajari sebelum naik gunung! Biar kita siap menghadapi berbagai macam kondisi di gunung yang tak menentu. Nah berikut ini, beberapa hal yang perlu kita siapkan:

Pertama, siap fisik. Medan perjalanan ke gunung pastinya lebih berat dibanding jenis-jenis traveling lain. Oleh karena itu, kita harus banget memersiapkan latihan fisik sebelum naik gunung dan kondisi yang prima saat berangkat. Seperti yang diungkapkan oleh dr. Ridho Adriansyah dari RS Firdaus, kondsi fisik manusa akan mengalami gangguan jika berada di wilayah dengan ketinggian di atas 3.500 mdpl. Gejala paling sederhana dari gangguan ini yakni pusing dan mual.

Ada baiknya juga sebelum naik gunung, kita memeriksa kondisi fisik terlebih dahulu. Sehingga kita bisa mengukur kondisi kesehatan dan menyiapkaan vitamin atau obat-obatan yang diperlukan saat mendaki gunung. Untuk mengecek kesehatanmu, kamu bisa juga menyambangi RS Firdaus yang akan melayanimu dengan sepenuh hati dan tentunya memberikan pelayanan yang baik bagi para pemegang kartu BPJS.

Kedua, siap mental. Kesiapan mental tentu menjadi salah satu hal utama dan sangat penting ketika kita akan mendaki gunung. Dengan mental yang siap seyogyanya kita bisa melampui proses pendakian dan perjalanan pulang dengan tenang dan selamat. Kesiapan mental juga amat dibutuhkan ketika kita mengalami gangguan-gangguan selama dalam perjalanan. Kesiapan mental yang kuat selayaknya cerita Siti Maryam, yang bisa bertahan hingga 4 hari 3 malam di tengah belantara gunung dan terpisah dari rombongan di Gunung Rinjani.

Ketiga dan keempat, siap peralatan dan pengetahuan survival. Peralatan tentu menjadi faktor yang menunjang keselamatan dan kenyamanan kita selama perjalanan mendaki gunung. Seperti sharing yang dibawakan oleh Mas Tyo, kita harus membawa peralatan yang sesuai kebutuhan dan memahami cara-cara penggunaan dan manfaatnya saat di lapangan.

Kelima, siap bahan makanan. Yup, bahan makanan tentu jadi alat tempur yang wajib disiapkan kalau mau naik gunung. Pasalnya, di atas gunung sana pasti akan kesulitan ya buat belanja bahan makanan buat dimasak dan dimakan di sana. Selain itu, kita juga harus punya stok makanan kudapan yang bisa jadi sumber energi dan jangan terpisah dari tas yang selalu kita bawa kemana pun. Kudapan sumber energi bisa berupa coklat, madu, fitbar atau pun snack yang mengandung karbohidrat. Pelajaran ini kutarik dari pengalaman Mba Siti yang terpisah dari rombongan selama 4 hari dan bertahan hanya dengan berbekal madu dan permen karena tasnya juga terpisah dengan dirinya. Pengalaman ini benar-benar jadi pembelajaran yang penting!

Keenam, mengetahui adat istiadat dari lokasi gunung. Layaknya, peribahasa di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, maka setiap kali kita hendak menaiki gunung di suatu wilayah tentunya kita juga harus memahami dan menghormati peraturan dan adat istiadat dari lokasi setempat. Selain itu, tentu kita juga harus turut menjaga kebersihan lingkungan gunung seperti ulasan dari Mas Harley.

Ketujuh, siap teman perjalanan. Selama perjalanan dan pendakian tentu kita membutuhkan teman perjalanan yang solid, setia dan mau saling membantu. Jangan sampai deh naik gunung tapi nekat sendiri dan ga punya teman yang bisa diajak kerjasama pas naik gunung.

Bedah Fakta dan Mitos Naik Gunung KUBBU BPJ x RS Firdaus

Info lebih lanjut:




RS Firdaus
Komplek Bea Cukai, Jl Siak J5/14, Sukapura, Cilincing, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta 14140
021-4407322
021-4400063
rsp.firdaus.jakut@gmail.com