Showing posts with label Tentang Kopi. Show all posts

Filosofi Kopi the Movie: Walau tak ada yang sempurna, Hidup ini indah begini adanya



Better late than never,

Gue udah nonton Filosofi Kopi the Movie dari tanggal 5 April 2015, tapi baru sempet nulis pengalaman gue mengikuti perjalanan Ben menemukan kopinya, dan tentu pengalaman gue tentang menyelami kumpulan puisi dan prosanya Dee Lestari tentang Filosofi Kopi.

Yap, gue dapet tiket nonton bareng dari Grazia Magazine buat nobar Filosofi Kopi the Movie bareng sutradara dan cast-nya! Waw! Pengalaman yang ga bisa semua orang dapet kan, hehehe, *gaya banget*

Penilaian gue tentang film ini? Bagus banget! Film ini diracik secara pas, layaknya Ben meracik kopi tiwus. Filmya memang tidak sempurna, tapi film ini indah begini adanya ~

Tau kan, kalo komen gue itu, layaknya filosofi Kopi Tiwus? Walau tak ada yang sempurna, tapi hidup begini indah adanya ~

Kenapa gue bilang film ini kaya kopi Tiwus? Walau tidak sempurna tapi indah adanya?

Film ini bukan cuma cerita tentang kopi buat gue, lebih dari itu film ini bercerita tentang perjalanan, tentang kehidupan seseorang dan orang-orang di sekelilingnya. Film ini bercerita tentang keluarga, persahabatan, cinta, passion, perjuangan, dan a journey to find our self, untuk berdamai dengan diri sendiri.

Film ini, jadi salah satu film indonesia yang bisa bikin gue nangis! Karena penggarapan dan pengolahan emosi yang begitu dalam, jarang ada film Indonesia yang bisa mengolah emosi sedalam ini, sampe penontonnya bisa merasakan hal yang dirasakan oleh pemain film. Emosi gue terasa teraduk-aduk terutama ketika adegan keluarga Ben di masa silam. Perampasan kebun kopi, dan pembunuhan ibu Ben sewaktu kecil. Dan juga, ketika pada akhirnya ayah Ben, memberikan gulungan kertas tentang ancaman pembunuhan untuk Ben setelah sekian lama rahasia itu ditutup rapat-rapat.

Karena gue udah baca kumpulan puisi dan prosanya Dee Lestari, makanya gue tau kalo film ini ga sesuai-sesuai banget sama tulisannya Dee tentang Filosofi Kopi. Sebetulnya sosok Ell di buku itu ga ada. Ell adalah tokoh subyektif yang dimunculkan Angga Dwimas Sasongko, sang sutradara, untuk menjadi pemantik dan katalisator film ini.

Dalam film ini pun tak ada sosok aku, sang perempuan, yang membantu Ben dan Jody sedari awal untuk membangun dan membuka Kedai Filosofi Kopi. Perjalanan Ben keliling dunia untuk belajar meracik kopi dan perjuangan mereka bertiga merintis Kedai Filosofi Kopi pun kurang tergambarkan dalam cerita ini.

But over all, this movie is worth it to watch!

Kalau lo mau nemuin karakter diri lo melalui secangkir kopi, lo bisa temuin di Filosofi Kopi the Movie.


Sutradara, Cast, Produser dan Creative Marketing Filosofi Kopi the Movie


***
Sekedar info tambahan aja, kalo lo nonton film ini, tiket bioskopnya jangan dibuang! Lo bisa masuk ke konsernya Filosofi Kopi the Movie di Rolling Stones cafe tanggal 13 April 2015, dan tiketnya juga bisa ditukerin sama secangkir kopi di Kedai Filosofi Kopi di Melawai, Blok M.







Sepenggal Kisah dari Penikmat Kopi

Sabtu pagi, 4 April 2015, aku bergegas ke Masjid Al-Mu'minin di Cipinang tidak terlalu jauh dari Mall Arion. Aku mau menghadiri hari bahagia temanku,Mba Tyas, aku menghadiri hari pernikahannya! Wah, sudah banyak sekali temanku yang menikah. Minggu lalu, aku juga menghadiri pernikahan teman kuliahku, enteph. Temen-temen udah pada nikah, terus akunya kapan? #eh

Hari Sabtu masih sangat panjang loh ya, sebagai seorang single, males banget lah ya, hari sabtu gini langsung balik, hihihi. Karena aku suka jalan dan doyan kopi, akhirnya melipir ke Kedai Locale. Salah satu tempat ngopi yang direkomendasiin sama temenku, Dodo, di daerah Rawamangun, cukup dekat dari Masjid Al-Mu'minin.

Okey, say happy wedding to Mba Tyas done! Langsung meluncur ke Kedai Locale!

Aku ga tau daerah rawamangun, jadi masih meraba-raba banget di mana lokasinya. Patokannya sih naik angkot 02 dari depan gang masjid, terus turun di Gereja HKBP. Sambil lirik kanan-kiri, lihat-lihat sambil nyari di mana kedai locale. Akhirnya, kelihatan juga tuh papan kedai locale-nya :D


Papan Kedai Locale yang bisa kita lihat dari Jalan, jawa banget yah :D


Nah ini papannya yang bikin aku ngeh, klo ini kedai locale. Ga jadi nyasar kan ~

Jadi Kedai Locale itu alamatnya di Jalan Balai Pustaka Timur Blok C6, Rawamangun, Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jkt 13220. No telponnya (021) 4892640. Lengkap banget kan aku kasih alamatnya, heheee :D


Welcome to Kedai Locale!

Dari luar, kelihatan tempatnya luas, banyak ruangan terbuka di outdoor-nya, suasananya asik sih. Di Kedai Locale ada tempat ngopi outdoor dan indoor. Outdoor-nya ada di bagian depan dan samping kedai. Indoor-nya, ada 3 lantai. Tapi saat itu, lantai 3 sedang direnovasi, jadi aku ga bisa ngintip-ngintip tempat ngopi di lantai 3 deh.

Yuk lihat-lihat spot ngopi asik di Kedai Locale!


Teras/Outdoor room, Ngopi-ngopi sambil ngerokok? Di sini tempatnya


Suasana tempat ngopi outdoor

Di teras/outdoor room juga ada spot yang disetting seperti taman. Suasananya hijau dan nyaman. Ini spot favorit keduaku.


Membuka pintu, dan memasui kedai. Voilaaaa! Keren cuy!


This is my Favourite Spot!


Para Barista, yang akan meracik kopi-kopi pilihan kita ;)

Aku duduk di spot favoritku itu, diterangi sama lampu-lampu yang temaram itu, ishhh romantis banget sih! Sayang sendiri :p, , Aku menikmati secangkir kopi gayo, sembari membaca Novel Buddha. Ciamik view dan suasananya!
Sembari nungguin temen-temen yang mau dateng sih, *pembelaan banget biar ga dibilang, Sabtu malam sendirian nongkrong di coffee shop :p*

Nyobain kopi Sumatera Gayo buat pertama kali, dengan metode manual brew, soft, tanpa gula! Rasanya bittersweet, manis, tapi manisnya kopi ya begitulah, manis-manis pahit, atau pahit-pahit manis? Ya begitulah kopi, seperti hidup ~

Ah, jadi teringat percakapan pertama sama seseorang, aku pernah bilang, iya kemaren aku abis nonton film, terus aku suka kalimat ini, "Kita harus cobain rasanya kopi pahit, tanpa gula, biar kita bisa rasain manisnya hidup."

Temen-temen udah pada dateng dan kita mau eksplor tempat ini dong yah, intip-intip setiap spot yang cantik :)

Kalau mau naik ke lantai 2 kita akan lihat view menarik ini:


Topeng! Hai buka dulu topengmu! Aku ingin melihat wajahmu, auooo ~


Kopi-kopi dalam cangkir yang diabadikan di atas kanvas


Lampion. Hai cahaya bintang dan bulan terangilah jalanku dalam pekatnya malam,


Salah satu pojok ngopi di lantai 2


Pojok ngopi yang lain di lantai 2

Hari semakin sore, tapi kami masih belum beranjak dari this lovely place, akhirnya aku pesan kopi lagi. Aku cobain affoghato. Aku pesan affoghato karena penasaran, baru beberapa hari lalu baca Novel Blue Romance, yang menceritakan kisah-kisah banyak orang, dengan pilihan kopinya masing-masing. Cerita pertama novel itu tentang Rainy Saturday, pilihan kopinya affoghato. Di novel itu, Blue Romance Cafe menyajikan affoghato dengan espresso dan es krim yang dipisah. Kita sebagai penikmat akan menuangkan sendiri espresso ke atas es krim, dan melihat ek krim itu perlahan-lahan mencair.

Aku kira di Kedai Locale juga akan seperti itu. Tapi ternyata engga. Espresso disajikan di dasar gelas, dan ada es krim di atasnya. Oke, berbeda dengan apa yang aku bayangkan. Tapi rasanya tetap enak. Rasa espresso yang kuat masih bisa kita cicip, dan es krim yang manis, lumer di mulut kita.

Hari semakin sore, tapi hujan di luar, akhirnya ya menghabiskan sabtu sore sepenuhnya di sini sama teman-teman. Ngobrolnya? Random abis, mulai dari ngobrolin komunitas, kegiatan, curhat-curhatan, bahas Mba Tyas yang baru banget aja jadi manten, sampe ngobrolin make up dan nyoba-nyoba koleksi lipstik para cewe-cewe. Kasihan si Dodo, yang cowo sendiri, ngelihatin kita cewe-cewe yang pada nyoba-nyoba lipstik, heheheh :D

Tempat ini unik, asik dan nyaman banget buat ngopi. This is a recommended place to hang out and drink couples cup of coffee! Hehee :D
Sayangnya, cermin di depan kamar mandi ketianggian! Buat aku yang berbadan mungil ini, karena ga mau dibialng pendek, hehhe, jadi ga bisa ngaca! Huhuhu
Sama aku ga suka sama aroma hand soapnya, hvft ~

Mungkin, kita emang udah terlalu lama kali yah nongkrong di sini, dari jam 11 siang dan jam 6 juga belum beranjak, bahkan kita pindah-pindah tempat, kita seakan disuruh pulang secara halus sih sama waiter-nya. Mungkin karena ini malam minggu, jadi akan ramai pengunjung, jam-jam segini. Ngeselin sih, tapi yaudah. Hari juga sudah semakin gelap, hujan juga sudah reda, dan mari pulang.