Showing posts with label Traveler Story. Show all posts

Usia Perak di Kota Kendari

Ada apa dengan usia perak dan kota Kendari?

Kebetulan 17 Juli 2016 lalu, usiaku genap 25 tahun, ya usia yang dilambangkan sebagai usia perak. Konon, jika menelusuri sejarahnya, perak merupakan hadiah yang diberikan kepada pasangan untuk usia pernikahan yang memasuki umur 25 tahun. Ya, anggap saja usiaku usia perak yah :p

Sebetulnya, aku bukanlah seorang yang mengistimewakan hari ulang tahun. Namun, diusia yang kedua puluh lima aku merasakan hal yang berbeda. Memasuki dunia "yang lebih dewasa," dunia yang seharusnya lebih matang, dan dunia dengan segala kepelikannya :p,  


Dan, tanpa direncanakan, tepat di hari ulang tahunku aku berangkat ke Kendari! Sebuah hadiah dari semesta, mengantarkan ku pada cerita perjalanan yang baru.

Selamat pagi Semesta! Temani aku ke Kota Kendari

Selamat datang di Kota Kendari!
17 Juli beberapa jam lagi berlalu, masih tersisa waktu untuk memanjatkan harap dan doa
Perjalanan kali ini memang terasa berbeda, aku berangkat bersama dengan rekan-rekan kerja untuk menghadiri acara pernikahan salah seorang rekan di tempat ku bekerja. Lain rasanya dibandingkan berjalan dengan teman-teman traveler atau pun teman-teman dari komunitas yang pasti akan langsung jelalatan, menjelajah kota Kendari ini :p, Waktu, teman dan perjalanan yang terbatas doesn't mean we can't have fun! Let's having fun then :)


Selamat sore dari langit kendari, yang setia menitikan air hujan
Perjalanan kali ini juga terasa berbeda karena ada dede Uma, yang super menggemaskan dan super nurut! Anak dari teman kuliah ku yang menikah dengan rekan kerja ku :p
Kendari merupakan kota yang dikelilingi oleh teluk dan laut. Salah satu objek wisata yang paling menarik perhatian dan katanya paling indah di sini adalah pulai bokori. Sayangnya karena hari hujan, dan sempitnya waktu luang kami, kami tak bisa ke pulai bokori, dan kami memutuskan untuk menyambangi Pantai Toronipa.

Pantai Toronipa
Tempat istirahat para wisatawan

Nah, perjalanan kali ini aku lebih banyak berburu dan mencicip kuliner, terutama kuliner-kuliner tradisional yang khas dari kota Kendari dan Makassar.

Sinonggi; campuran, sagu, ikan dan sayur bening.
Ikan bumbu woku, rasanya asam pedas
Nasi lemak, semacam nasi uduk
Nasi gurih; nasi ditambah bumbu jahe dan santan
Pallubasa
Ikan bumbu palumara
Selamat melanjutkan perjalanan kembali! Keep moving :)


Waroeng Solo, Tempat Mencicip Kuliner Solo di Jakarta!


 It's Saturday! Time to hang out! Luckily I have food testing invitation in Waroeng Solo, a local restaurant in Kemang, South Jakarta.

Awalnya, ku pikir restauran ini hanya akan menyajikan kuliner jawa khususnya kuliner Solo saja, tapi ternyata tidak! Waroeng Solo serves more than Javanese culinary, surprisingly Waroeng Solo also serves Javanese atmosphere! 

Selamat datang di Waroeng Solo! Suasananya sudah njawani banget :)
Sudah waktunya makan siang nih, aku dan teman-teman sudah merasakan lapar dan ingin segera mencicip kuliner favorit di Waroeng Solo ini, Mulai mencicip hidangan pembuka dulu yuk :D

Sosis Solo

Tahu Kipas
Sosis solo isinya cincangan daging, sedangkan tahu kipas berisi putih telur, udang dan sayur. Sosis solo dan tahu kipas ini memiliki pasangan sambalnya masing-masing. Jika sosis solo bersambal cabai ulek biasa, lain dengan tahu kipas. Sambal tahu kipas, lebih kental dan lebih masam. Di antara dua hidangan pembuka ini, aku lebih suka tahu kipas, kamu harus cobain deh, enak!

Sambal Tahu Kipas

Hidangan pembuka sudah selesai di santap, yuk lanjut icip-icip menu utamanya!
Nasi Gudeg Ayam Suwir
Nasi Liwet Ayam Suwir
Nasi gudeg dan nasi liwet ayam suwir ini makanan khas yang menjadi favorit pengunjung. Sebenarnya aku tidak suka lauk makanan manis, ketika disuguhi nasi gudeg, aku sudah merasa kurang sreg, karena kurasa rasanya pasti manis. Tapi ternyata tidak, rasa gudeg nya tidak terlalu manis, dan masih sesuai dengan selera lidahku :p

Sirloin Steak

Chicken Wings

Chicken Steak

Nah, kalau kamu datang bersama orang yang kurang suka dengan menu tradisionalnya, kamu juga bisa memesan menu Sirloin steak, chicken wings atau pun chicken steak. Di antara tiga menu itu, aku paling suka sirloin steak! Kematangan dan keempukannya pas!

Nah, hidangan penutup dan minuman khasnya ada apa ya?

Serabi Solo
Es Kopyor Durian

Es Timun Selasih
Wedang Sereh
Di antara ketiga minuman itu, aku paling suka es kopyor durian, isinya tape, durian dan kelapa muda. Rasa duriannya manis dan terasa sekali. Buat pecinta durian wajib pesan ini deh! Nah, es timun selasih ini selain berisi timun ada juga jeruk nipis, jadi rasanya lebih segar. Nah yang terakhir, wedang sereh, hampir mirip dengan wedang jahe. Hanya saja wedang ini ditambah dengan batang sereh (serai) ketika dimasak dan disajikan.

Waroeng Solo (Joglo@Kemang)
Jalan Madrasah No. 14
Kemang, DKI Jakarta




Menikmati Suasana Jawa di Tengah Kota Metropolitan

Kota Metropolitan dikenal dengan segala hiruk-pikuk dan keterburu-burannya. Paling tidak itu yang kurasakan. Adakah tempat yang menenangkan dan bisa mengobati rasa rinduku pada kampung halaman?

Ternyata ada!

Dan aku menemukannya, di Warung Solo, daerah Joglo-Kemang, Jakarta Selatan, tempat ini menyuguhkan suasana pedesaan dan kental dengan budaya Jawa. 

Selamat pagi! Sapa seorang gadis Jawa dari balik bilik rumah klasik Jawa

Bahagianya kami berada di tengah-tengah Kampung yang menenangkan!
*padahal ini ada di tengah kota :p*


Mas hayuk muter-muter ngangge becak niki lho :p
(Mas, ayo jalan muter-muter menggunakan becak ini)
Salah satu view favorit di sini! Serasa berada di Kota Tua :)
Di Warung Solo, kita akan melihat seorang ibu mbatik secara langsung lho!
Suka menari? Ayo coba belajar nari Solo Klasik bareng Komunitas Purwakanthi :D

Selain dibahagiakan dengan pemandangan desa dan budaya Jawa yang menenangkan, Warung Solo juga menyuguhkan ragam kuliner jawa khususnya Solo yang patut dicoba loh! Dan yang pasti, suasana restorannya tak kalah ciamik dengan pemandangan-pemandangan tadi! 

Adakah Kisah Menarik di Balik Meja Makan?

Apa yah yang kita dapatkan di meja makan? Semua pasti kompak menjawab, "makanaaaannnn!" Tapi apa yah yang akan kita peroleh lebih dalam dari sekedar makanan ketika kita duduk menghadap meja makan?

Aku pun, awalnya hanya memikirkan ragam kuliner yang akan tersedia di atas meja makan yang dapat kita nikmati.

Ternyata TIDAK!

Tak sangka, di balik meja makan yang sederhana akan ada banyak kisah menarik. Aku pun baru meyadari hal ini ketika ikut serta dalam sebuah acara Blogger Gathering "Meja Makan Punya Cerita" bersama Tupperware Indonesia. 

Siang itu, Ajeng Raviando, seorang psikolog anak dan keluarga hadir di tengah-tengah kami untuk berbagi pentingnya tradisi makan bersama dalam keluarga. Kebetulan aku sekarang berumur 24 tahun dan masih lajang. Awalnya, aku tak terlalu tertarik dengan bahasan keluarga ini. Tapi setelah mendengarkan perbincangan Mba Ajeng dan melihat tayangan video dari Tupperware mengenai makna berharga saat makan bersama keluarga, aku merefleksikan hal tersebut pada diriku sendiri.

Kapan terakhir kali makan bersama di rumah?

Video tayangan dari Tupperware sangat menyentuh! Bagaimana, perasaan dan harapan seorang anak kecil yang ingin merasakan makan bersama dan mendekatkan diri dengan orang tuanya yang disibukkan dengan pekerjaan, hingga tak punya waktu untuk memiliki quality time bersama anaknya.

Aku jadi membanyangkan, bagaimana dengan ku kelak? Ketika telah berumah tangga dan memiliki anak? Akan kah seperti itu? Ku harap tidak!

Sejak tahun 2009, aku merantau ke Jakarta untuk mengenyam pendidikan di bangku kuliah dan melanjutkan karir di Kota Metropolitan ini. Jarang sekali aku pulang ke rumah di desa. Paling bisa dipastikan aku pulang ketika hari raya Idul Fitri! Ya, setahun sekali! Dan hanya pada saat itu lah aku bisa makan bersama keluarga.

Beranjak semakin dewasa, aku kini menyadari pentingnya tradisi makan bersama. Menjauhkan segala gadget dan mendekatkan diri dengan orang-orang yang sedang bersama kita.

Tidak banyak cerita dan kisah yang bisa kubagi dengan tradisi makan bersama keluarga, namun aku menengok kembali ke belakang, ada banyak kisah dan cerita bersama teman, sahabat dan rekan seperjalanan.

Makan bersama teman-teman pengurus komunitas Sobat Budaya

Selepas menghadiri acara blogger gathering bersama Tupperware, aku menemui teman-teman pengurus komunitas Sobat Budaya untuk membahas dan merencanakan program pembuatan buku. Di sini, kami tak hanya fokus membahas program, tapi juga membahas kegiatan-kegiatan kami dihari itu, cerita-cerita sederhana tapi terasa seru! Penuh canda tawa dan dilingkupi keharmonisan. Meskipun kami bukanlah saudara, tapi semuanya terasa dekat. Semua itu berlangsung di meja makan! Karena meja makan punya cerita!

Kisah Sobat Budaya di Balik Meja Makan

Kisah-kisah menarik pun akan dapat kita jumpai ketika kita melakukan perjalanan bersama teman-teman. November 2014 lalu, aku nge-trip ke Pulau Air di Kepulauan Seribu bersama teman-teman Backpacker Jakarta yang baru saja aku kenal via online! Bayangkan! Aku seorang perempuan dengan modal nekad nge-trip bareng teman-teman yang sebelumnya belum ku kenal sama sekali. Awalnya, rasa was-was pasti ada, dan takut merasa canggung. 

Makan bersama di pinggir Pantai

Rasa was-was dan canggung itu menghilang dan lenyap selepas upacara makan bersama secara sederhana bersama teman-teman Backpacker Jakarta! Semua bercengkrama dan bertukar cerita saat makan. Sesederhana apa pun tradisi makan bersama kita, semuanya memiliki kisahnya masing-masing. 

Makan bersama dengan teman, sahabat dan teman seperjalanan yang baru dikenal saja sudah mendekatkan diri kita dengan orang-orang di sekitar kita. Bagaimana kalau kita melakukan tradisi makan bersama dengan keluarga? Kedekatan, keharmonisan, cinta-kasih sudah pasti tercipta. Masih segan kah kamu untuk makan bersama keluarga?

Beruntung sekali, saat acara blogger gathering kemarin aku sempat mengabadikan kedekatan seorang ibu dan anaknya di meja makan.



Kelak, aku ingin menjadi seorang Ibu seperti ini, penuh perhatian dan cinta kasih pada anaknya

Lihatlah tatanan meja makan yang cantik itu! Peralatan makannya menarik dan ceria, menjadi salah satu daya tarik yang menarik untuk makan bersama keluarga. Seperangkat alat makan tersebut merupakan salah satu produk yang baru diluncurkan oleh Tupperware, bertemakan Petite Blossom.

Paket lengkap Petite Blossom

Mulai sekarang, aku tak kan menyia-nyiakan kesempatan langka makan bersama keluarga di rumah. Karena setiap meja makan punya cerita.

Berburu Kuliner Banyuwangi!

Siapa yah yang tak suka kuliner? Setiap hari kita membutuhkan asupan makanan dari beragam olahan kuliner :D. Nah, Indonesia ini punya beragam kuliner yang lezat harus kita icip icip! Setiap jengkal tempat di Indonesia pasti memiliki ragam kulinernya sendiri. Tak terkecuali Banyuwangi nih. Selama lima hari aku menghabiskan waktu di kota ini, banyak sekali ragam kuliner yang ku jumpai dan tentunya berbeda dengan ragam kuliner dari daerah lain :))

Apa saja ya ragam kuliner yang ku jumpai dan ku icip-icip selama di Banyuwangi? Yuk kita lihat :)

1. Kuliner Uyah Asem Ibu Erni

Wedang Cor

Wedang Cor ini berisi ketan hitam, tape, susu, jahe, rasanya manis dan sari kecut (asam) tape, rasanya asem-segar, sari jahe, dan hangat, mungkin karena efek jahenya yah :))

Uyah Asem dan Iwak (Ikan) Wader

Rempah-rempah Uyah Asem

Resep masakan uyah asem ini sudah diturunkan ke generasi keempat loh! Lauk utama uyah asem adalah ayam kampung namun bisa ditambah kacang panjang atau buncis dan tempe daun. Rasanya sedikit mirip dengan sayur asem, namun yang khas dari rasa uyah asem berasal dari bumbu-bumbu seperti godong (daun) wadung (wajib) (rasanya kecut, lihat gambar di atas), blimbing wuluh, trasi, ranti (seperti tomat, namun rasanya kecut, lihat gambar di atas),


2. Kuliner di Sego Tempong Mbok Wah Bakungan

Pawon untuk memasak sego (nasi)

Sego Tempong

Sego tempong isinya sego (nasi) kukusan yang cara memasaknya berbeda dengan nasi biasa, ikan asin, teri, bayem, timun, kubis, kol, dan beragam lauk yang bisa kita pilih sesuai selera kita, dan yang super wajib adalah sambelnya yang pedasnya juara!!!
Sego tempong ini rasanya super pedas!!! Hati-hati buat yang ga suka pedas sama sekali ya :p, dan satu porsinya sangat banyak loh! Super! Buat aku yang porsi makan (terutama nasinya) sedikit, tak sanggup menghabiskan satu porsi makan sego tempong! Hahahahah :D


 3. Kuliner di Desa Kemiren, Desa Adat Suku Using



Pecel Pitik

Lalapan Pecel Pitik

Pecel pitik ini merupakan kuliner khas Suku Using. Pecel ini akan dimasak ketika acara selamatan. Bahan utamanya adalah ayam kampung dan parutan kelapa muda. Rupanya seperti urap tapi warnanya lebih merah dan rasanya pun berbeda. Pecel ini disajikan dengan lalapan daun selada, daun semanggi, terong, tahu goreng, tempe goreng dan gimbal (perkedel) jagung.


4. Kuliner di Pondok Indah Resto

Green Diamond Lime

Nasi Bakar Pedho

Oling (Belut) Pedas

5. Sayur Koro


Sayur koro ini berisi kacang koro, kecipir dan bumbu-bumbu, rasa dan rupanya mirip seperti lodeh namun santannya lebih ringan tak sekental sayur lodeh, rasanya cukup pedas.

6. Jamu Sinom


7. Ayam Pedas


Ayam pedas ini kuahnya seperti gulai, bersantan dan rasaanya pedas tentunya :)

Nah, sekian yah icip-icip kuliner Banyuwangi nya, dan tentu masih banyak sekali kuliner khas yang belum sempat ku cari dan ku coba. Kalau kamu ke Banyuwangi coba eksplor kuliner yang lebih banyak yaaaa :))