Pop Hotel, Hotel MInimalis untuk Traveler Berjiwa Muda


Welcome to Pop Hotel BSD!

Siang kemarin, 30 Juli 2015, aku dan teman-teman dari Sobat Budaya sedang mempersiapkan Pameran untuk Rangkaian Acara Grand Launching Indonesia Convention Exhibition (ICE) di daerah BSD, Tangerang. Kami akan memamerkan hasil Inovasi-inovasi budaya selama Grand Launching ICE, 1-9 Agustus 2015.

Perjalanan dari Jakarta, kemudian memasuki wilayah BSD, Tangerang ini, ada suasana yang berbeda. Kota ini benar-benar baru dibangun! Masih banyak tanah merah yang lapang, tanah-tanah sawah, dan banyak gedung-gedung yang dibangun. It will become The New City in Town!

Selama di BSD ini aku menginap di Pop Hotel. Kesan pertama, ketika mendengar nama hotelnya? Unik! Sempat terlintas pemikiran, "Apa hotel ini akan banyak memutar lagu-lagu pop? Atau suasana hotel ini akan seperti cafe-cafe dengan kilatan cahaya temaram, menenangkan, yang ku suka itu?"

Malam hari setelah selesai menyelesaikan urusan pameran di ICE, aku dan Aulya menuju Pop Hotel di dekat ICE yang berlokasi di Sunburst CBD Lot II No. 18A, Bumi Serpong Damai City, Serpong, Tangerang Selatan, Banten 15321. Dan sampailah di Pop Hotel, dengan suasana ceria penuh warna! Yup, hotel ini didesain dengan berbagai warna, hijau, biru, oranye, kuning, ungu! Tapi lebih dominan warna hijau.


Halaman Depan Hotel Pop yang Penuh Warna

Desain kamarnya minimalis. Dikamarku ada twin bed, sofa, kamar mandi, wastafel, dan TV. Yang paling unik itu kamar mandinya! Kamar mandinya semacam jenis kamar mandi portable, minimalis dan lucu. Desain kamar yang menyenangkan dan penuh warna :) Hanya sayang, tidak ada lemari untuk menyimpan baju-baju kami hehee. Fasilitas wifinya? kenceng! Di sini juga tersedia Internet Corner. Ada beberapa PC yang disediakan bagi para pengunjung yang ingin mengakses internet :) Cocok deh buat para traveler yang mau segera berbagi koleksi-koleksi fotonya selama perjalanan!


Internet Corner

Pop Hotel juga menyediakan Free Morning Bite, dari jam 07.00 - 09.30 pagi. Kami ke ruang makan sekitar pukul 8.30 pagi, tapi makanan sudah kosong, kami harus menunggu beberapa saat hingga hidangan yang baru disediakan kembali, pun dengan kopi. Mungkin karena terlalu banyak pengunjung di Pop Hotel pada saat itu ya, sehingga para staff juga kewalahan. Karena di ruang makan saat itu, aku sempat berbincang dengan rombongan asal Kalimantan Barat yang sedang mengikuti kegiatan Hari Keluarga Nasional.

Di Lobby kita akan menemukan juga mesin kopi dan mesin snack serta soft drink. Cocok banget buat traveler yang suka kopi dan suka nyemil :p. Di selasar lobby kita juga akan menemukan peta dengan desain yang super lucu! Peta ini menunjukkan lokasi tempat-tempat wisata di sekitaran wilayah Tangerang.

Happy Traveling, Travelers!

Rayakan Kemerdekaan RI dengan Pengenalan Budaya ke Anak-anak

Indonesia sebentar lagi akan merayakan Kemerdekaannya yang ke-70 tahun. Sebagai negara dengan diversitas kebudayaan tertinggi di dunia, dengan sekitar 17.000an pulau di Nusantara, 1200-an suku bangsa, 700-an bahasa daerah, dan jutaan kekayaan budaya tradisi, sayangnya Indonesia belum (cukup) merdeka dalam hal budaya.

Mengapa demikian? Ya, karena semakin hari, Indonesia kehilangan kekayaan budayanya. Semakin hari ada saja kebudayaan yang hilang, lenyap, punah atau bahkan diklaim oleh negara lain karena kita sebagai masyarakat Indonesia sendiri kurang mengapresiasi dan acuh tak acuh untuk turut serta melestarikan kekayaan budaya tradisi nusantara yang begitu melimpah.

Dan mirisnya, di era kekinian, kita semakin sulit mencari referensi mengenai kekayaan budaya kita, ada tapi terbatas. Pengenalan dan edukasi tentang budaya tradisi ke anak-anak pun dirasa semakin surut. Seringkali berbincang dengan teman-teman (generasi 90-an), pun merasakan semakin hilangnya permainan-permainan tradisional yang dulu kerapkali mereka mainkan.

Lama kelamaan, jika kita tidak acuh atas pelestarian budaya tradisi di nusantara, mungkin anak cucu kita kelak tidak akan lagi bsia berbangga hati dan mengenal kekayaan budaya Indonesia.

Sudah setahun ini aku bergabung dengan teman-teman di Komunitas Sobat Budaya. Komunitas ini berupaya melestarikan budaya tradisi melalui pendataan dan membangun Perpustakaan Digital Budaya Indonesia serta agenda-agenda kegiatan lainnya yang beragam, mulai dari ekspedisi budaya, penelitian, seminar, roadshow, dan lain-lain.

Dalam rangka merayakan Kemerdekaan RI yang ke 70 tahun, kami dari Sobat Budaya hendak mengadakan kegiatan "Sharing for Caring." Sebuah kegiatan perayaan kemerdekaan dengan mengenalkan kebudayaan Indonesia bersama adik-adik di Panti Asuhan Fajar Harapan, Bandung, pada tanggal 17 Agustus 2015.

Acara "Sharing for Caring" akan diisi dengan acara perlombaan, pengenalan budaya (dongeng) dan charity.
Peduli? Ayo ikut berbagi.
Ayo bantu adik-adik kita. Dengan memberi donasi, batas pengumpulan sampai tanggal 14 agustus 2015.
Donasi bisa disalurkan ke:
Bank Mandiri Cab. Bandung Sentrasari Plaza
Account name: Yayasan Sobat Budaya
Nomor Rekening: 132-00-1530941-3


Sobat budaya
Follow : @sobatbudaya | ig : sobat budaya
Line : sobat budaya



Tentang Juni, Tentang Curahan Hati ku Kepadamu?




Selamat pagi, hari pertama di bulan Juni

Biarkan Juni ini tak menitikan air hujan dari langit seperti sajak Sapardi Djoko Damono,
Tapi, biarkan Juni ini menjadi Juni yang tabah,
Tabah merahasiakan rintik rindu dalam hati,
Tetap biarkan Juni ini menjadi Juni yang bijak,
Bijak menghapus rasa ragu dalam hati,
Dan biarkan Juni ini menjadi Juni yang arif,
Menyimpan rasa yang tak perlu terucap

Senayan, 1 Juni 2015

Tentang Gerakan Sejuta Data Budaya & Para Pejuang Budaya



Aku tau tentang Gerakan Sejuta Data Budaya (GSDB) pada bulan April 2014. Aku dikenalkan dengan Mas Vande, koordinator GSDB oleh temanku, Ruth.

Di awal pertemuan, Mas Vande dan Mas Billy, menceritakan sedikit cerita tentang GSDB dan Komunitas yang mendukung gerakan ini, Komunitas Sobat Budaya. Mereka menuturkan tentang upaya pendataan budaya, untuk mencegah klaim dan kepunahan budaya. Data budaya tersebut pun akan di bawa ke WIPO (World Intellectual Property Organization), sebuah badan di bawah PBB untuk mendorong kreativitas dan memperkenalkan perlindungan kekayaan intelektual ke seluruh dunia. [1]

Sebagai anak lulusan Sosial Politik/Hubungan Internasional, tentunya aku semakin penasaran.

Tak puas dengan sedikit cerita yang dituturkan oleh Mas Vande dan Mas Billy, aku pun mulai mencari tahu sendiri tentang GSDB dan Sobat Budaya, dengan bantuan google tentunya :).

Tak sangka kalau, @infobudaya , adalah bagian dari kampanye Gerakan ini. Aku follow @infobudaya sudah lama, dan kupikir akun ini milik pemerintah, ternyata tidak! Akun ini dibuat dan dikelola oleh sekelompok anak muda dari Bandung Fe Institute, cerdas tentunya dan aware dengan budaya Indonesia. Salut dengan mereka!

Dan aku mulai bergabung dengan gerakan ini sejak Mei 2014. Siapa sangka, kini aku menjadi pengurus @infobudaya & @sobatbudaya.

Semakin lama, bergabung dengan GSDB dan Komunitas Sobat Budaya, membuatku semakin takjub dengan hasil penelitian dari teman-teman BFI (Bandung Fe Institute) tentang kebudayaan. Salah satunya adalah tentang Batik Fraktal dan tentunya masih banyak yang lainnya.

Banyak yang mengatakan budaya Indonesia itu kaya, indah, dan beragam. Namun, budaya-budaya itu hanya dituturkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, tidak dituliskan secara rapi seperti orang-orang Barat. Itulah kelemahan, bangsa kita dalam menjaga budaya, hanya disampaikan secara lisan.

INDONESIA MEMANG KAYA AKAN BUDAYA, TETAPI KALAU TIDAK ADA YANG CONCERN UNTUK MELESTARIKAN DAN MENGINVENTARISIR DATA BUDAYA YANG ADA, MAKA KITA AKAN LUPA KALAU INDONESIA ITU KAYA AKAN BUDAYA.

Kalau banyak orang beranggapan, budaya barat dianggap lebih tinggi, itu karena orang-orang barat menjunjung tinggi budaya tulis, mereka menuliskan kekayaan budaya mereka. Sehingga, budaya mereka tetap terjaga dan dapat dipelajari oleh banyak orang.

Sedangkan, kebanyakan orang Indonesia terbiasa dengan budaya tutur, pengetahuan yang mereka miliki hanya diceritakan tak dituliskan.

Maka dari itu, para anak muda yang menginisiasi GSDB membuat sebuah Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (PDBI) yang bisa diakses secara bebas oleh seluruh masyarakat Indonesia.

KOMUNITAS SOBAT BUDAYA MENGKAMPANYEKAN GERAKAN SEJUTA DATA BUDAYA SETIAP SAAT. KOMUNITAS INI MENGAJAK SELURUH MASYARAKAT INDONESIA UNTUK TURUT SERTA SECARA GOTONG ROYONG MENDATA BUDAYA TRADISI NUSANTARA KE PERPUSTAKAAN DIGITAL BUDAYA INDONESIA (PDBI).

Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (PDBI) ini merupakan web versi 2.0 mirip dengan wikipedia. Situs ini dapat disunting, dan didiskusikan bersama oleh para pengguna/pemilik akun.

Ada 14 kategori budaya yang terdapat di situs PERPUSTAKAAN DIGITAL BUDAYA INDONESIA. Pemilihan 14 kategori ini dipilih berdasarkan panduan UNESCO. Empat belas kategori budaya tersebut yaitu Alat Musik, Cerita Rakyat, Makanan Minuman, Motif Kain, Musik dan Lagu, Naskah Kuno dan Prasasti, Ornamen, Pakaian Tradisional, Permainan Tradisional, Produk Arsitektur, Ritual, Seni Pertunjukan, Senjata dan Alat Perang, Tarian, Tata Cara Pengobatan dan Pemeliharaan Kesehatan.

JIKA DATA BUDAYA YANG TERKUMPUL TERSEBUT TELAH DIDAFTARKAN KE WIPO DAN DIAKUI OLEH DUNIA, MAKA HAL INI MENJADI BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BUDAYA INDONESIA.

Tentu kita tak mau budaya Indonesia diklaim oleh negara lain. Dan tentu kita pun tak ingin, kalau kekayaan budaya Indonesia hanya sekedar cerita dan dongeng belaka. MAKA DARI SEKARANG, OLEH KITA SEMUA, MARI KITA MENJAGA, MELESTARIKAN DAN MENDATA BUDAYA TRADISISI NUSANTARA BERSAMA-SAMA. MULAI DARI BUDAYA YANG TERDEKAT DENGAN KEHIDUPAN KITA!



“Masih banyak cerita tentang budaya Indonesia,GSDB dan Sobat Budaya…”

[1] Convention Establishing the World Intellectual Property Organization, ditandatangani di Stockholm pada tanggal 14 Juli 1967, Pembukaan, paragraf kedua.

Buitenzorg Palace


"Every journey starts with a single step." – Confucius

"Buitenzorg Palace itu apa?" tanyaku pada seorang teman, yudith, yang mengenalkan kosakata "Buitenzorg" pertama kali padaku.

Oh ternyata Buitenzorg adalah nama yang diberikan untuk kota Bogor oleh orang-orang Belanda pada masa dulu, masa penjajahan tepatnya,. Buitenzorg artinya kota tanpa kecemasan, konon para gubernur jenderal Belanda dan Inggris yang penat dengan urusan politik di Jakarta pergi dan beristirahat di Bogor untuk bersantai. Hingga akhirnya dibangunlah tempat peristirahatan yang diberi nama Buitenzorg Palace. Setelah Indonesia merdeka, Buitenzorg Palace ini menjadi Istana Presiden. Hingga kini, istana ini hanya digunakan oleh Presiden Soekarno, Presiden pertama Indonesia. Banyak koleksi-koleksi Presiden Soekarno yang disimpan dan dipajang di sini. Masyarakat umum bisa saja masuk dan melihat-lihat istana ini tetapi harus terlebih dulu mengurus perizinan kepada petugas.

Buitenzorg Palace

Buitenzorg Palace ini kemudian dikembangkan menjadi pusat penelitian tumbuhan dan hewan, yang kini kita kenal dengan nama Kebun Raya Bogor.


Pintu Utama Kebun Raya Bogor

Di dalam Kebun Raya Bogor ini ada banyak objek wisata yang bisa kita kunjungi. Mulai dari Monumen Lady Raffles, yang merupakan monumen untuk mengenang kepergian istri Sir Thomas Stamford Raffles, Lady Olivia Mariamne. Untuk bisa menikmati semua objek wisata itu, kita cukup membayar Rp. 14.000,00 di pintu masuk dan kita sudah bisa mengelilingi Kebun Raya Bogor.
Asal tahu saja, Kebun Raya Bogor ini sangat luas sekali, aku dan teman-teman pernah mengelilingi Kebun Raya Bogor dengan berjalan kaki dan itu sangaaaaaaaaaaaatttttt melelahkan! Hahahah :D. Jika mau mengelilingi Kebun Raya Bogor disarankan menggunakan mobil wisata yang tersedia di samping Garden Shop, dan tentu ada biaya tambahan :)

Ada juga Treub Laboratory yang merupakan tempat penelitian botani yang dulunya digunakan oleh Melchiour Treub, yang merupakan seorang ahli botani dari Belanda.

Museum Zoology, dulunya disebut kantor Bulao karena warnanya biru, menyimpan ribuan hewan yang diawetkan dan hewan tiruan yang ada di Indonesia.

Jembatan Merah yang fenomenal di kalangan remaja, karena mitosnya, sepasang kekasih yang melewati jembatan ini akan mengakhiri hubungan mereka, huhuhu.

Mau mencoba menanam dan melihat bibit-bibit bungan anggrek? Kita bisa bermain-main di Orchidarium. Bagaimana jika ingin menikmati keindahan bunga anggrek yang sudah bermekaran? Ratusan jenis anggrek yang sudah mekar dipajang di Griya Anggrek.

Monumen Lady Raffles

Treub Laboratory


Museum Zoology

Jembatan Merah

Orchidarium

Griya Anggrek


Looking at the beauty of Pink Orchid :)


Arrghh, like a paradise, lol! Ah, jadi inget pas di sini ngebayangin pre-wedding di sini pasti seru :p


Kecantikan itu seringkali tersembunyi, ini masih di Griya Anggrek loh

Yup, dari semua objek wisata yang ada di Kebun Raya Bogor sih aku rekomenin banget ke Griya Anggrek! Tempatnya cantik! Dan ga akan bosen deh muterin tempat ini dengan segala keindahan yang ada di dalamnya ;)