7 Pesona Wisata Jawa Tengah

Jawa Tengah, Provinsi di mana diriku dilahirkan dan dibesarkan sejak tahun 1991. Aku lahir dan besar di Kabupaten Tegal, kota yang tidak terlalu jauh dari Semarang, Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah. Namun, siapa sangka aku baru bisa menginjakan kaki ku di Semarang setelah berusia 25 tahun pada saat Hari Ulang Tahun Jawa Tengah ke 66!

Di usia perak ini aku merasa mendapatkan banyak kejutan dari semesta. Setelah merayakan hari lahir di Kota Kendari pada 17 Juli lalu, aku bertandang ke Semarang dan berkeliling ke Kendal, Magelang, dan Ungaran menyusuri wisata Jawa Tengah yang memesona!

Selama empat hari menyusuri Jawa Tengah aku benar-benar merasakan "Jateng Gayeng" yang penuh semangat, berani, tangguh, jujur, ramah, menggembirakan, harmonis dan hangat bersama rekan-rekan dari Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Tengah serta teman-teman blogger #FamTripJateng. Layaknya nilai-nilai yang ingin dicapai Pak Ganjar.

Wisata Umbul Ponggok, Candi Plaosan, Puntuk Setumbu, Gereja Ayam, Progo Rafting, Candi Gedong Songo dan Susan Spa Resort menjadi 7 Pesona Wisata Jateng yang membuat ku semakin cinta dengan Indonesia!

1. Umbul Pongok dan Pesona Bawah Air Jateng!

Wisata air adalah favorit ku! Meskipun aku tak bisa berenang, tapi entah aku paling suka wisata air dibanding wisata kuliner, kota apalagi gunung :p! Nah, Umbul Ponggok menjadi salah satu destinasi favoritku di #FamTripJateng! Air di Umbul Ponggok ini berasal dari mata air di wilayah Ponggok, Klaten. Airnya bersih, jernih, dingin, banyak ikan dan terumbu karang buatan, dan yang pasti ada objek foto bawah air yang super keren dan sayang kalau dilewatkan! Satu hal yang harus kamu persiapkan saat mau berfoto di bawah air, kamu harus bisa tahan nafas yang lama supaya hasil fotonya bagus dan maksimal :D

Awas! Ada yang lagi ngebut di Umbul Ponggok! :p
Kring Kring Kring
Ayo naik becak di Umbul Ponggok :p

Ini hanya beberapa spot foto loh ya! Di Umbul Ponggok masih ada banyak spot lainnya yang ga kalah kece! Ada semacam ring tinju, tempat berkemah, hiasan berbentuk LOVE dan meja kerja dengan laptopnya. Unik ya!


2. Romantisme Hindu-Budha di Candi Plaosan

Candi Utama, di Komplek Candi Plaosan Lor (Utara)
Masih ingat tulisanku tentang Harmonisasi Hindu-Budha? Ya di balik Candi Plaosan yang berada di wilayah Klaten, kita akan menemukan kisah yang mengejutkan! Kisah cinta, politik dan harmonisasi dua agama yang berbeda pada mas Mataram Kuno. Ketika kita menyambangi Candi ini, tidak hanya wisata bangunan bersejarah saja, tapi kita pun dapat menggali kisah kisah cinta yang menarik serta kekayaan budaya yang tersimpan dalam bangunan ini.

3. Kemegahan Borobudur dari Punthuk Setumbu

Semburat Matahari Pagi dan Candi Borobudur di Punthuk Setumbu
Di pagi buta hari Minggu lalu, aku dan teman-teman #FamTripJateng memburu sunrise di Punthuk Setumbu, Magelang. Siapa sangka, setelah lelah berjalan dan mendaki bukit ini, aku bisa melihat Candi Borobudur dari atas awan! Dan tak jauh dari bukit ini kita bisa menyambangi Gereja Ayam yang sedang populer di kalangan traveler.

4. Kisah Cinta & Rangga di Gereja Ayam

Menara Merpati / Gereja Ayam
Halo Jawa Tengah dari atas Menara Merpati, Gereja Ayam

Gereja ayam? Terdengar aneh pada awalnya bukan? Aku mendengar tempat wisata ini setahun yang lalu dari seorang teman. Gereja ini menarik minat para wisatawan karena bentuknya yang unik! Menaranya menyerupai bentuk burung merpati, namun dinamai Gereja Ayam! Entah mengapa. Setelah mengelilili bangunan ini dan mendengar cerita dari pemandu wisata kami, aku tahu kalau gereja ini dibangun oleh Daniel Alamsjah di Bukit Rhema pada tahun 1988 untuk tempat pengobatan dan penyebaran agama Kristen.

Uniknya lagi, jika kamu sudah nonton film AADC 2, kamu juga akan merasakan kehadiran Cinta dan Rangga di sini. Dan mungkin kamu bisa menemukan cintamu di sini?

5. Progo Rafting, Rafting Terdrama Sepanjang Hidup!

Kali ini adalah pengalaman kedua aku ikut rafting dan rafting kali ini adalah rafting paling seru dan penuh drama sepanjang #FamTripJateng! Kami dipandu oleh Mas Grompong, kru dari Progo Rafting, dan kapal kami tersangkut di tengah-tengah batu! Kami sudah merasa panik dan tegang, beberapa usaha kami lakukan untuk memperbaiki posisi kapal kami. Syukur lah, kami bisa melalui tantangan pertama dengan baik berkat bantuan Mas Grompong.

Itu bukan satu-satunya cerita di rafting kali ini! Sepanjang perjalanan pun, kami bertemu dengan alien dari kapal lain! Iya alien! Karena kami tidak saling mengenal tapi kami beradu cepat di sungai ini dan saling mencipratkan air sungai! But we do it with fun, totally fun! Cerita yang lebih menggemaskan lagi (menggemaskan!) aku sering tergelincir dari kapal, karena aku mengenakan celana renang yang memang licin. Sunggu, rafting kali ini adalah rafting yang tak terlupakan!

Kebahagiann kami di tengah arung jeram Progo Rafing!
Jalan-jalan akan lebih seru dengan teman jalan yang seru, dan mereka TEMAN JALAN YANG SUPER SERU!

6. Misteri Gedong Songo

Kawasan Candi Gedong Songo
Candi Gedong I
Candi Gedong II
Candi Gedong III
Candi Gedong IV
Candi Gedong V
Gedong Songo artinya bangunan yang berjumlah sembilan. Kawasan wisata ini terletak di daerah Ungaran. Aku bersama teman-teman menjelajah kawasan wisata ini dengan berjalan kaki dan treknya lumayan, sedikit mendaki bukit dan menuruni lembah. Candi yang seharusnya berjumlah sembilan, namun kami hanya bisa menjumpai lima gedung saja. Konon ceritanya, ada beberapa candi yang memang masih berupa artefak dan belum dipugar, serta ada pula candi yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu saja. Cerita ini semakin membuat ku penasaran, ketika di bus Pak Juned, pemandu wisata kami, menceritakan jika Bu Suci dari Dinas Pariwisata dan Budaya Jateng bisa menemukan kesembilan bangunan candi ini. Jadi entahlah, empat candi ini masih menjadi misteri keberadaanya.

7. Susan Spa Resort

Akan terasa indah jika kita melihat hamparan pemandangan dari atas. Ya, memang! Ku buktikan ini dari atas Susan Spa Resort. Salah satu tempat wisata yang berada di Ungaran ini dibangun di atas perbukitan, sehingga kita merasa berada di atas awan, melihat Jawa Tengah. Selain pemandangan atas awan, kita juga bisa melihat bangunan minimalis yang cantik untuk tempat pernikahan. Chapel (gereja) ini berwarna putih, simple dan unik! Bisa menjadi tempat yang romantis untuk melangsungkan pernikahan. Mungkin kamu ingin merayakan pernikahanmu di sini? Ditemani dengan pemandangan semesta yang cantik.

Melihat Jawa Tengah dari atas awan
Chapel (Gereja) untuk Pernikahan
Melihat hamparan Jawa Tengah dari atas terasa indah dan manis.
Seindah dan semanis senyum kamu! Iya Kamu!
Dan Jawa Tengah menantimu!


[Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @VisitJawaTengah]

Candi Plaosan, Harmonisasi Hindu-Buddha di Nusantara

Nusantara, kepulauan yang membentang dari Sabang hingga Merauke dengan segala macam keragaman dan kemajemukan budayanya senantiasa memberikan kita banyak kejutan di setiap jengkalnya! Ya, dalam perjalanan kali ini, aku menginjakkan kaki ku di Klaten, Jawa Tengah, dan aku menemukan harmonisasi dua agama melalui Candi Plaosan, yang masih kokoh berdiri hingga sekarang!

Minggu lalu aku menyambangi Komplek Candi Plaosan Lor, yang berada di Dusun Plaosan, Desa Bugisan, Kab. Klaten, Jawa Tengah. Candi ini memang berada di wilayah perbatasan antara Jogja dan Klaten, dan banyak yang mengira kalau candi ini berada di Jogja. Candi Plaosan ini, telah berdiri sejak abad ke-9 pada zaman Mataram Kuno dan aku bisa menapaki bangunan serta sejarahnya di abad ke-21 ini. Konon ceritanya, Candi ini menyimpan kisah cinta antara Umat Hindu dan Buddha pada masa Dinasti Syailendra.

Candi Utama di sisi Utara
Candi Utama sisi Selatan

Candi ini mengisahkan kisah cinta Rakai Pikatan Mpu Manupu, yang beragama Hindu, dan Sri Primodhawardhani, yang beragama Buddha. Ketika kita mengitari Candi Plaosan, kita pun akan menemukan relief laki-laki dan perempuan yang terpahat di sepanjang dinding. Relief laki-laki, mengisahkan kekaguman dan kecintaan Sri Primodhawardhani kepada sang suami, pun sebaliknya, relief perempuan menunjukkan cinta kasih Rakai Pikatan Mpu Manupu kepada sang istri.

 
Relief Laki-laki (kiri) dan Relief Perempuan (kanan)

Dari kisah-kisah yang ku dengar dan ku baca, pernikahan antara Rakai Pikatan Mpu Manupu dan Sri Primodhawardhani pada awalnya adalah pernikahan politik yang telah diatur oleh Samaratungga, Ayahanda Sri Primodhawardhani, untuk mengharmoniskan kembali Wangsa Syailendra dan Wangsa Sanjaya yang bersaing sengit dalam menjalankan pemerintahan kerajaan Mataram Kuno pada masa itu. Pernikahan politik yang diatur sedemikian rupa pun, akhirnya tetap menumbuhkan benih-benih cinta antara Rakai Pikatan dan Sri Primodhawardhani.

Karena pernikahan dan cinta ini pun, kehidupan agama Hindu-Buddha berjalan secara harmonis!

Jujur, kisah ini membuat ku teringat dengan batik truntum yang digoreskan oleh Kanjeng Ratu Kencana sebagai tanda penantian dan kisah cintanya yang tulus murni kepada sang suami, Sunan Pakubuwana III Surakarta Hadiningrat, pada abad ke-18 silam. Goresan bintang dan bunga tanjung dalam kanvas langit malam menjadi simbol romantika cinta antara dua insan manusia, bahkan hingga sekarang. Sungguh, budaya tradisi di Nusantara, khususnya di Jawa Tengah ini menunjukkan kisah romantismenya secara elegan!

Komplek Candi Plaosan ini terdiri dari Candi Plaosan Lor (Utara) dan Candi Plaosan Kidul (Selatan). Jarak yang memisahkan dua gugus candi ini sekitar 40 meter. Karena bentuknya yang hampir mirip, Candi Plaosan Lor dan Kidul ini kerap kali dinamai Candi Kembar. Komplek Candi Plaosan ini pun tak jauh jaraknya dengan Candi Prambanan dan Candi Sewu. Candi ini menjadi Candi Budhha yang berdiri megah di tengah-tengah rumpun Candi Hindu. Arsitekturnya pun menunjukan perpaduan gaya dari Hindu dan Buddha.

Ketika kita berkeliling ke sekitar Komplek Candi Plaosan, selain menemukan Candi Utama kita pun akan kerap kali menemui jajaran candi pendamping, disebut juga sebagai Candi Perwara serta Stupa Perwara (Stupa Pendamping). Candi-candi ini ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan candi utama. Pada masa dahulu, tentu candi dan stupa perwara ini memiliki fungsi tersendiri.  Informasi yang kutangkap dari pemandu kami pun, Candi Plaosan ini adalah tempat untuk menyimpan teks-teks kanonik milik para Pendeta Buddha.

Jajaran Candi Pendamping


Jengkal demi jengkal komplek candi ini kususuri dan ketika memasuki bagian dalam Candi Utama di sisi utara aku menemukan tempat ini. Sebuah tempat yang mungkin pada masanya dijadikan sebagai tempat beribadah? Aku mengira demikian, karena adanya dua patung yang duduk tegap di atas balai batu yang menghadap ke arah pengunjung. Sayangnya kedua patung ini telah kehilangan kepalanya, entah karena rusak atau pun hilang.

Satu komplek candi yang dikunjungi menceritakan beragam kisah dan sejarah yang menarik! Kini, candi menjadi salah satu destinasi yang menarik perhatianku. Perjalananku kali ini mengunjungi Jawa Tengah memberikan cerita dan kesan yang sungguh menarik! Semoga kamu pun tertarik bertandang kemari dan merasakan perjalanan romantika kehidupan masa silam yang mungkin menyerupai kisah cinta mu?

Akhirnya aku telah menyusuri kisah romantika masa silam dengan balutan isu-isu budaya, agama dan politik di Candi Plaosan. Setelah ini, ayo merangkai romantika kisah kita sendiri di masa depan :)


[Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @VisitJawaTengah]

Berani Hidup Tanpa Uang Tanpa Utang?

Hari Jumat lalu, 12 Agustus, aku menyambangi Gramedia Central Park untuk berburu buku. Selain deretan novel yang sedang kuperhatikan ada keramaian yang menarik perhatianku. Sayup-sayup kudengar kalimat "Berani hidup tanpa uang tanpa utang?" kalimatnya seakan menggelitik yah?! Karena penasaran, ku hampiri keramaian di ruang depan Gramedia, dan ternyata sedang terselenggara bincang-bincang dengan seorang penulis yang sedang meluncurkan buku terbarunya.

Berani hidup tanpa uang tanpa utang? Seakan jargon yang utopia ya?! Hampir semua pembaca blog ini pasti akan bilang itu mustahil! Betul tidak? Aku pun, pada awalnya merasa ragu dan tidak percaya dengan kalimat lecutan itu. Hingga akhirnya aku mengikuti perbincangan yang menarik dengan Pak Cipto Junaedy seorang pengusaha, penulis buku, pembicara serta mentor bisnis properti.

Berikut cuplikan perbincangan dengan Pak Cipto mengenai strateginya hidup tanpa uang tanpa utang dan bagaimana menjalankan bisnis properti tanpa utang.


Dari perbincangan ini ada banyak hal-hal yang menjadi pembelajaran dalam kehidupan, dan tertulis secara gamblang untuk dipelajari dan diamalkan dalam buku Strategi B25 dan Kata-Kata Lecutan Harian. Prinsip hidup untuk memberikan kemudahan, melakukan tindakan dan contoh yang baik dalam kehidupan, selalu belajar menggali ilmu bermanfaat dan menyebarkannya kepada orang-orang menjadi landasan utama untuk menjalankan strategi berbisnis properti tanpa uang tanpa utang.


Penyerahan Buku Strategi B25 dan 101 dari Pihak Gramedia ke Pak Cipto
Jajaran Buku Pak Cipto di Kelompok Best Seller
Mas Rio, dulu bekerja di luar negeri dengan gaji tinggi, namun kembali ke Indonesia dan belajar berbisnis properti dengan Pak Cipto.
Pak Dadang seorang arsitek yang kini menjadi murid Pak Cipto dan mengembangkan bisnis properti
Pak Eko, Murid Pak Cipto. Dulu ia adalah pegawai di Matahari dan sekarang menjadi pengusaha properti

Mas Rio, Pak Dadang dan Pak Eko adalah murid-murid Pak Cipto yang menjadi bukti nyata penerapan strategi hidup tanpa uang tanpa utang. Ilmu-ilmunya mereka pelajari melalui buku-buku yang ditulis oleh Pak Cipto. Ingin memulai bisnis properti tanpa uang tanpa utang? Silakan pelajari prinsip-prinsip dan strateginya di Buku Strategi B25 dan Kata-Kata Lecutan Harian.

Buku Strategi B25 akan memberikan ajaran serta tips memulai dan menjalankan bisnis properti tanpa uang tanpa utang. Buku ini dijual seharga Rp. 120.000,- di Gramedia.

Buku Kata-Kata Lecutan Harian ini berisi kata-kata lecutan dan motivasi untuk senantiasa berbuat kebaikan dan hidup tanpa utang. Buku ini bisa didapatkan di Gramedia seharga Rp. 60.000,-







Jalan-Jalan dan Nginep Murah di Zenrooms!

Siapa yang suka jalan-jalan hayooo? Kalau aku suka banget nih jalan-jalan! Traveling is the best way to escaping from any problems in my life! Hahhaah,,, sesekali pasti kita pernah kan ngerasain jenuh dan bosan sama aktivitas sehari-hari? Coba deh jalan-jalan buat ngilangin rasa penat mu!

Terus kalau jalan, enaknya kan nginep di tempat yang nyaman kan bisa menambah rasa bahagia deh! Mau booking hotel tapi takut mahal? Jangan takut! Ada start-up asal Jerman yang sedang mengembangkan bisnis booking hotel online di Indonesia, Zenrooms!

Booking kamar di Zenrooms.com dijamin murah dan nyaman! Harga sewa kamar di Zenrooms mulai dari Rp. 169.000,00 aja loh! Because Zenrooms Sleep Well Pay Less  :). Ditambah lagi ada voucher senilai Rp. 100.000,00 setiap kamu booking kamar di Zenrooms. Vouchernya bisa digunakan sepuasnya dan bisa dibagikan juga ke teman-teman yang mau jalan :)

Voucher Rp. 100.000,00 Silakan dipakai sepuasnya!
Caranya cukup Klik Zenrooms.com atau install aplikasi Zenrooms di hape mu lalu cari hotel dan masukan kode: ZENSITIWULANDARI ketika mau submit, secara otomatis biaya sewa kamarmu akan dipotong sebesar Rp. 100.000,00 :))

Aku sendiri sudah pernah coba sewa kamar di Zenrooms, kamarnya bersih, kasurnya nyaman, kamar mandi di dalam, ada juga wifi, AC dan TV serta ada paket merchandise yang telah disediakan untuk kita. Enak kan menginap di Zenrooms :) 


3 Srikandi & Robin Hood Indonesia

Seniman tanah air kembali memproduksi karya film yang patut diberi acungan jempol. Kali ini film "3 Srikandi" muncul di layar kaca dengan cerita yang inspiratif dari para atlet olahraga Indonesia. Film dengan setting tahun 1980-an ini mengisahkan perjuangan para atlet olahraga Indonesia dalam turnamen olahraga Internasional di Korea.
3 Srikandi
"3 Srikandi" mengangkat cerita fakta dari para atlet panah putri yang diperankan oleh Bunga Citra Lestari (Nurfitriyana), Chelsea Islan (Lilies) dan Tara Basro (Kusuma). Mereka dilatih oleh seorang atlet panah putra yang dijukuli sebagai Robin Hood Indonesia, yang diperankan oleh Reza Rahardian (Donald Pandiangan).
3 atlet panah putri ini tidak melakoni jalan yang mulus untuk meraih medali medali silver di Olimpiade. Halangan dari orang tua menjadi salah satu lika-liku yang harus dihadapi para 3 Srikandi. Pun, tidak adanya pelatih yang handal yang bisa melatih mereka untuk berjuang di Olimpiade. Hingga akhirnya sosok Robin Hood muncul kembali menjadi pelatih mereka.
Film ini dilaunching bertepatan dengan Olimpiade di Rio serta menjelang ASEAN Games 2018. Semoga semangat yang lahir di film ini bisa menular pula kepada para atlet Indonesia menghadapi Olimpiade yang sedang dihadapi.
Trailer 3 Srikandi