Senandung Ibu Pertiwi Rayakan Kemerdekaan RI

Hari ini, 17 Agustus 2017, Republik Indonesia tepat merayakan hari kemerdekaannya yang ke-72. Hari Ulang Tahun Republik Indonesia kali ini yang bertajuk "Indonesia Kerja Bersama" memunculkan warna-warni perayaan dari segenap kementrian dan lembaga negara. Salah satu perayaan HUT RI tahun ini adalah pameran 48 lukisan koleksi istana yang dipamerkan di Galeri Nasional selama bulan Agustus, dengan tema "Senandung Ibu Pertiwi."

Tema perayaan kemerdekaan "Indonesia Kerja Bersama" terlihat dan terasa dalam pelaksanaan pameran lukisan "Senandung Ibu Pertiwi." Bagaimana tidak, terdapat beberapa lembaga negara yang bergotong royong dalam pelaksanaan pameran ini, mulai dari Istana Republik Indonesia, Badan Ekonomi Kreatif, Galeri Nasional dan Mandiri.

Pameran Lukisan Istana "Senandung Ibu Pertiwi" di Galeri Nasional


Pameran lukisan istana tahun ini merupakan pameran kali kedua yang diselenggarakan di Galeri Nasional. Dengan terselenggaranya pameran ini, masyarakat umum bisa menikmati karya-karya lukisan yang menjadi koleksi istana, yang tentunya akan sulit dijangkau dan dinikmati masyarakat umum pada hari-hari biasa.

Aku sendiri sudah beberapa kali mengunjungi Galeri Nasional untuk mengunjungi pameran lukisan Pangeran Diponegoro, pameran keramik dan beberapa pameran lainnya. Namun, baru kali ini aku mengunjungi Galeri Nasional untuk melihat dan menikmati karya-karya lukisan yang mengisahkan keindahan dan keseharian masyarakat di tanah Indonesia.

Sudut Pameran Lukisan Bertemakan Mitologi


Pameran kali ini memamerkan beberapa kategori lukisan yang menggambarkan tentang Indonesia, mulai dari pemandangan alam, keseharian, budaya, hingga mitologi. Ketika aku mengunjungi Galeri Nasional pada hari Rabu, 9 Agustus lalu, terlihat antusiasme pengunjung yang melihat dan menikmati pameran lukisan ini. Buat kamu yang baru tahu informasi ini, tenang, kamu masih bisa menikmati pameran lukisan ini hingga 30 Agustus ya! Jangan lupa pamerannya berlangsung dari pukul 10.00 - 20.00 WIB. Dan, kamu dibebaskan biaya masuk untuk melihat-lihat karya-karya ini. Untuk mempermudah registrasimu ke pameran ini, kamu bisa mendaftar secara online di www.bek-id.com.

Keramaian Pengunjung Pameran Lukisan "Senandung Ibu Pertiwi"


Seperti yang ku bilang tadi, tahun ini ada 48 lukisan yang dipamerkan, jauh lebih banyak dari tahun sebelumnya dalam rangka merayakan HUT RI ke-72. Berikut sedikit spoiler dari mahakarya yang dipamerkan ya:

Pemandangan di Sekitar Gunung Merapi karya Abdullah Suriosubroto

Pantai Pelabuhan Ratu karya Mas Pringadi

Menggaru Sawah di Jawa Karya Romualdo Locatelli

Tari Redjang Karya Theo Meler

Keluarga Tani karya Kosnan

Bakul Buah karya Hendra Gunawan


Setelah menyambangi seluruh lukisan yang dipamerkan di sini, aku seakan dibawa untuk melihat Indonesia secara lebih luas dan lebih dekat. Pemandangan alam yang begitu beragam, dataran rendah, datar dan tinggi, hingga laut, beragam budaya tradisi yang melekat di setiap kelompok masyarakatnya, hingga kisah-kisah mitologi yang turut juga menyumbangkan kisah-kisah sejarah bagi Indonesia. Karena Indonesia memang menjadi indah dan kuat karena keberagamannya.

Di sini Aku Melihat Indonesia


Refleksi ini seakan semakin dikuatkan oleh sebuah sajak yang terpampang di salah satu sudut pameran berjudul "Aku Melihat Indonesia."

Aku Melihat Indonesia

Bagaimana? Sudah cukup penasaran dan tak sabar menyambangi Galeri Nasional dan melihat Pameran "Senandung Ibu Pertiwi?" Ayo segera ke Galeri Nasional di Jalan Medan Merdeka Timur No.14, Jakarta Pusat 10110.

Nikmati Racikan Kopi Terbaik dan Suguhan Budaya Batak di Goesar Coffee

Pagi itu, aku beranjak dari Tebet ke daerah Kalimalang. Aku penasaran sama tempat ngopi yang mau dilaunching di area Transmart Kalimalang. Pertama kali mendengar nama coffee shop-nya aku agak tergelitik ya, "Goesar Coffee." Goesar (gusar) macam kata bahasa indonesia yang mengesankan tidak tenang. Tapi ternyata, Goesar Coffee memiliki makna tersendiri. Kata Goesar diambil dari nama keluarga pemilik coffee shop ini, yang merupakan bahasa batak tua, yang dimaknai sebagai kesempurnaan. Pemaknaan tempatnya saja sudah mendalam ya, semoga racikan kopinya juga akan menyempurnakan mood mu, para penyeruput dan pecinta kopi.

Goesar Coffee ini menyajikan biji kopi terbaik kelas satu buat kamu. Semua biji kopinya disediakan oleh Goesar Coffee Roastery. Biji kopi yang dimiliki Goesar Coffee Roastery adalah biji kopi terbaik yang seringkali unjuk gigi dalam pameran kopi mancanegara. Setelah biji kopinya banyak diburu dan dinikmati para penikmat kopi mancanegara, Goesar Groups mencoba menyuguhkan dan membagikan secara langsung kualitas kopi terbaik kepada para konsumen lokal melalui "Goesar Coffee" yang diluncurkan 2 Agustus lalu.

Bapak Christman Desanto Goesar Meresmikan Pembukaan Goesar Coffee

Di sini, kamu bisa menikmati 6 varian specialty coffee of Indonesia yaitu kopi lintong, kopi mandheling, kopi gayo, kopi toraja, kopi flores manggarai, dan kopi java. Dari 6 varian kopi itu, aku paling suka kopi gayo dengan rasa asam yang pas di lidah. Kalau kamu, lebih suka varian kopi yang mana?

Biji kopi terbaik pun akan diracik oleh para barista terbaik Goesar Coffee. Kita bisa menikmati secangkir kopi dengan alunan musik akustik dan desain interior yang unik dan kental dengan budaya batak. Suguhan cita rasa dan ayaknya jargon "Luxurious of Taste and Love" yang diusung Goesar Coffee.

Para barista Goesar Coffee siap meracik kopi terbaik buat kamu ~
Exclusive Key Chain dari Goesar Coffee
Tadi sudah kuceritakan ya, kalau nuansa Goesar Coffee ini kental dengan aksen batak. Kopi unggulan di usung Goesar Coffee Kalimalang adalah kopi lintong dan suasana coffee shop ini dipercantik dengan desain ornamen-ornamen batak seperti lesung opung, kepala singa jabu bolon dan ukiran-ukiran gorga dengan warna merah-hitam-putih nya yang khas.

Ukiran Gorga, sentuhan budaya batak yang mempercantik design interior Goesar Coffee

Berkunjung ke Goesar Coffee tak melulu soal kopinya, tapi juga dengan kekentalan budayanya. Di sini, selain bisa menikmati suguhan kopi terbaik, kita juga turut mengapresiasi budaya tradisi yang kita miliki. Jadi kapan kamu kesini?

Tips Mengatasi Anyang-Anyangan Saat Traveling

Kamu pernah ga ngalamin pas lagi seru-seruan jalan-jalan tapi terganggu karena terkena anyang-anyangan? Misalnya saja selama lagi perjalanan, entah di bus, kereta, pesawat, tapi kita pengen buang air kecil terus dan merasa kesakitan juga. Pasti tersiksa dan ga nyaman kan, apalagi saat kita di dalam kendaraan yang tidak tersedia toilet.

Perlu banget kan kita mengantisipasi masalah kesehatan kita selama perjalanan. Kita harus prepare sebaik mungkin sama kondisi kesehatan kita, mulai dari nyiapin fisik dan segala obat-obatan yang sekiranya dibutuhkan selama perjalanan. Kalau masalahnya adalah anyang-anyangan, uricran sachet bisa jadi salah satu opsi obat terbaik yang bisa kita bawa. Selain karena praktis, mudah untuk dibawa dan diminum di mana pun, uricran ini dibuat dengan ekstrak buah cranberry.


Uricran kemasan sachet

Kenapa sih pilih uricran?

Setelah mempelajari banyak informasi mengenai anyang-anyangan dan riset-riset yang dilakukan untuk menemukan obat anyang-anyangan serta infeksi saluran kemih, aku menemukan informasi mengenai izin penggunaan jus buah cranberry sebagai antibakteri untuk kesehatan saluran kencing yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengawas Obat dan Makanan Prancis, AFSSA, pada bulan April 2004.

Jus Cranberry telah dibuktikan secara klinis kalau dapat menghambat infeksi bakteri pada saluran kencing yang menjadi penyebab anyang-anyangan dan infeksi saluran kemih. Buah cranberry ini mengandung vitamin C yang cukup tinggi, kaya serat makanan, mineral, flavonoid antosianidin, sianidin, peonidin, quercetin, senyawa fitokimia, dan kandungan-kandungan ini mampu mencegah bakteri E.Coli menempel pada dinding saluran kemih. (sumber informasi)

Buah Cranberry

Itulah, alasanku kenapa memilih dan mengonsumsi uricran. Selain, karena dibuat dari ekstrak buah cranberry yang telah teruji secara klinis, tentu juga karena kemudahan membawa dan mengonsumsinya di mana pun kita berada, terlebih lagi pas kita lagi traveling.

Uricran ini diproduksi oleh Combhipar, produsen obat-obatan yang telah lama dikenal di Indonesia. Kita bisa membeli produk uricran ini di Guardian, Century, Watson, Kimia Farma, Viva Generik dan apotek-apotek terdekat.


Masih kepo dengan uricran dan manfaat ekstrak buah cranberry untuk mengatasi
anyang-anyangan dan infeksi saluran kemih? Tonton video ini yuk



Selamat mempersiapkan agenda traveling mu ya! Dan jangan lupa jaga kesehatan biar jalan-jalannya lebih asik tanpa gangguan kesehatan. Siapin uricran juga di tas, P3K wajib buat mengantisipasi anyang-anyangan dan infeksi saluran kemih kan :)

Techno Culture Tour: Usaha Sains-Tekno-Budaya

Traveling layaknya menjadi gaya hidup kekinian ya khusunya untuk para kaum urban. Mengunjungi tempat-tempat wisata di berbagai daerah mulai dari wisata dalam negeri hingga ke luar negeri. Seiring dengan tren traveling pun sudah mulai berkembang beberapa konsep traveling, seperti eco-tourism,wisata maritim, wisata cagar alam, wisata konvensi, agro wisata, wisata buru, wisata ziarah,   wisata budaya,  hingga inisiasi baru techno culture tour dari komunitas Sobat Budaya.

Techno culture tour merupakan peluang usaha wisata baru yang dikembangkan oleh Sobat Budaya. Pada dasarnya paket wisata ini menggabungkan, sains modern, teknologi dan pengetahuan budaya. Mengawali usaha tersebut, techno culture tour perdana diselenggarakan pada tanggal 17 April 2017 di Situs Megalitikum Gunung Padang.

Situs Gunung Padang yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat ini dikenal sebagai kawasan Megalitikum tertua di Asia Tenggara. Tumpukan batu yang berundak dan menghampar ini menjadi objek wisata kekinian setelah dibuka jalur masuknya pada tahun 2014. Penduduk sekitar, sesungguhnya sudah mengetahui keberadaan tumpukan batu ini. Namun, mereka mengeramatkannya dan menganggapnya sebagai lokasi Prabu Siliwangi, penguasa turun-temurun Kerajaan Pajajaran yang berusaha membangun istana dalam semalam di kawasan ini.

Namun, data dan informasi dari hasil riset yang dilakukan Sobat Budaya bersama-sama Bandung Fe Instite mengungkap fakta lain yang menarik! Kawasan Megalitik yang dikeramatkan ini menyimpan pengetahuan dan sains yang selama ini tersembunyi. Salah satunya adalah Batu Gamelan yang merupakan sumber bunyi pentatonik f-g-d-a di Gunung Padang.

Batu Gamelan
Kang Nanang (Guide Lokal), Bang Hokky (Peneliti dan Guide Techno Culture Tour) bersama para peseta

Batu Gnomon, Jam Matahari di Situs Megalitikum Gunung Padang

Selain, gugusan batu gamelan, ada pula gugusan batu, disebut gnomon, yang menjadi jam matahari di kawasan megalitikum ini. Nenek moyang kita, pada masa itu, mengukur waktu dan pergantian musim dengan  mengamati pergerakan benda-benda langit seperti matahari, bulan dan bintang yang ditopang dengan pemahaman tentang arah mata angin dan kutub bumi. Pengukuran ini bisa diperoleh pula dengan pengamatan detail atas rasi bintang.

Mike Addock, Peneliti Litofonik Inggris, Peserta Techno Culture Tour

Bersama Yayasan Perceka Art Center

Simulasi Arkeo Astronomi Situs Megalitikum Gunung Padang

Kelima undakan punden berundak Gunung Padang uniknya tidak berada pada garis lurus yang berorientasi arah sama. Undak pertama berorientasi pada Gunung Gede (335 UT). Undak kedua situs Gunung Padang, secara unik berorientasi agak berbeda (015 UT) dengan undakan pertama. Memperhatikan orientasi posisinya, susunan bebatuan itu seolah menghadap ke arah langit utara yang terbuka. Seolah-olah ada upaya kesengajaan menyusun bebatuan tersebut menjadi semacam “jendela” observasi terbitnya banyak gugus bintang yang biasanya digunakan sebagai penunjuk arah Utara. 



Techno culture tour ini sesungguhnya bukan hanya tentang usaha pariwisata tetapi juga sebagai upaya dan gerakan edukasi bahwa terdapat pengetahuan dan sains modern yang terkodekan di balik kekayaan dan keberagaman budaya tradisi di Nusantara.

Uraian singkat mengenai sains di balik objek-objek di Situs Megalitikum Gunung Padang sudah menunjukan bahwa ada pengetahuan dan sains modern yang terkodekan di balik batuan megalit ini. Situs ini menjadi percontohan dari konsep techno culture tour. Selain, situs ini, Sobat Budaya juga bisa membawamu menjelajahi pengetahuan sains modern di balik tempat-tempat wisata budaya di Indonesia, antara lain Danau Toba, Candi Borobudur, Pusat Kerajinan Batik di Solo dan Yogyakarta, dan objek-objek budaya yang lain yang bisa kamu baca terlebih dahulu dalam buku Kode-Kode Nusantara. Ayo menjelajahi sains-tekno-budaya Nusantara!

---
Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs jadimandiri.org

Jalan-jalan ke Tanah Minang!


Siapa suka makan rendang? Atau aneka masakan padang? Buat ku makanan padang jadi salah satu menu favorit nih. Dan beberapa minggu lalu, aku baru saja menyambangi Kota Padang untuk pertama kalinya. Lagi-lagi harus bisa mandiri kan selama traveling ke tempat-tempat baru dan belum punya teman lama di kota yang akan dikunjungi.

Aku datang ke Padang, 6-9 Mei lalu bersama temanku dari Jakarta, Sonia. Kami berdua, sebetulnya belum punya teman lama di kota ini. Kenalan kami di sini adalah teman-teman komunitas yang sebelumnya hanya berbincang via telepon dan whatsapp saja! Hahaa :D

Selain dikenal sebagai kota asal kuliner rendang, kira-kira ada tempat wisata apa saja ya di sana? Let's check it out!

Destinasi pertama yang kusambangi adalah Pantai Padang! Pantai ini berada di pusat kota, bahkan aku bisa melihat horizon lautnya dari hotel tempatku menginap! Pantai Padang juga populer dengan nama Taplau (singkatan tapi lauik, bahasa Minang, yang artinya tepi laut). Pantai ini tergolong panjang, membentang dari daerah Purus hingga muara Batang Arau. Di Pantai Padang ini juga terdapat taman IORA (Indian Ocean Rim Association). Sebuah taman yang dibangun tahun 2015 silam dan akhirnya menjadi salah satu ikon wisata di Kota Padang.



Pantai Padang


Taman IORA
Sumber Foto: Tripadvisor

Destinasi kedua, Museum Adityawarman. Museum ini adalah museum budaya Provinsi Sumatera Barat yang bisa kita jumpai di Kota Padang. Nama Adityawarman sendiri diambil dari nama Raja Malayapura di abad 14. Dan, museum ini juga mendapat julukan sebagai Taman Mini ala Sumatera Barat loh. Di sini kita menemukan beragam objek budaya khas Minang, mulai dari kain, perhiasan, peralatan pernikahan, prasasti, alat musik, alat tenun dan miniatur beragam jenis rumah gadang. Di museum ini kita juga bisa menyewa baju-baju adat Sumatera Barat loh untuk properti foto :)


Museum Adityawarman


Alat Tenun Sumatera Barat

Kebetulan sekali kan aku bawa kain tenun (tapi kain tenun Jepara), yaudah sekalian foto kain tenun bersama alat tenunnya :p.

Destinasi ketiga, Jembatan Siti Nurbaya. Siapa yang tak tahu legenda Siti Nurbaya? Legenda perjodohon yang kerap kali diceritakan saat anak-anak generasi 90-an duduk di bangku SMP dan SMA. Jembatan Siti Nurbaya ini juga merupakan salah satu ikon wisata Kota Padang loh. Jembatan besar sepanjang 600 meter ini membentang dari Jalan Nipah sampai jalan Batang Arau yang juga menghubungkan kota tua Padang dengan Taman Siti Nurbaya, tempat di mana Siti Nurbaya dimakamkan.


Sungai di Bawah Jembatan Siti Nurbaya

Jembatan Siti Nurbaya

Destinasi terakhir, Menara Jam Gadang. Jam Gadang adalah menara jam yang berada di kota Bukittinggi Sumatera Barat. Menara ini memiliki jam dengan ukuran yang besar di keempat sisinya. Inilah alasan mengapa menara ini dinamai Menara Jam Gadang. kosakata dari bahasa Minangkabau, yang artinya jam besar. Banyak orang bilang, belum sah jalan-jalan ke Sumatera Barat kalau belum ke Jam Gadang, untungnya aku sempat mampir kesini ya :D



Jam Gadang, Bukit Tinggi
Setelah menyempatkan diri ke Jam Gadang, usai sudah jalan-jalanku di tanah Minang ini dan harus kembali ke Jakarta. Sampai jumpa lagi kota Padang!

---
Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs jadimandiri.org.