Showing posts with label Blog. Show all posts

Kemudahan Digital Banking di Sinarmas!

Oase:
"Kak, anterin ke Bank yuk aku mau buka rekening tabungan nih."
Wulan: 
"Heh, ke Bank? Males ah, mager! Belum nanti antri di Bank. Lagian jaman sekarang ngapain harus ke Bank buat bikin rekening tabungan sih? Ada Digital Banking yang ga perlu cape-cape ke Bank kali se."
Oase:
"Hmm, ga perlu ke Bank? Terus gimana caranya kak?"
Wulan:
"Ihh, ga up to date nih Oase! Coba aja deh Digital Banking Sinarmas! Kita tinggal registrasi online, dan konfirmasi, nanti kartu debit dan surat-suratnya dianter langsung ke alamat kita dong :D"
Oase:
"Wah kok enak dan praktis banget sih kak! Mau dong kak, coba kasih tau caranya dong."
Wulan:
"Oke yuk lihat aja videonya nanti pasti kamu jadi paham deh gimana cara registrasinya :)"

Kemudahan Registrasi Digital Banking Sinarmas

Kurang lebih seperti itulah obrolan pemuda sekarang ini. Menginginkan segala hal yang mudah, praktis dan tak terlepas dengan internet! Pas banget pasti kan sama kebutuhan kita sekarang ini. Ga buang-buang waktu dan dilayani penuh dari pihak Bank. Dan ini bukan sekedar angan-angan atau janji belaka loh! Aku sudah membuktikan sendiri kemudahan registrasi Digital Banking Sinarmas ini. Digital Banking ini bisa kita sebut juga Tabungan Online.

Terus, kemudahan apa saja ya yang ditawarkan oleh Digital Banking Sinarmas ini? Coba simak deh:
  1. Kita cukup melakukan registrasi di website Bank Sinarmas
  2. Lakukan setoran awal sebesar Rp. 50.000,- dan ini bisa ditransfer dari Bank mana pun loh :)
  3. Kita akan dihubungi pihak Bank untuk konfirmasi registrasi dan alamat
  4. Pengiriman kartu debit / ATM oleh pihak Bank
  5. Aktivasi kartu debit / ATM dan bisa langsung digunakan untuk transaksi
Mudah sekali bukan? Dan aku mau berbagi fakta kemudahan membuka Digital Banking Sinarmas ah! Jadi, minggu lalu kebetulan aku mengikuti event Road Blog 10 Cities yang diselenggarakan di Jakarta bersama Excite, Bank Sinarmas dan beberapa pendukung lainnya. Waktu itu aku melakukan registrasi online pada tanggal 20 Mei 2016, dan keesokan harinya, ketika acara Road Blog Jakarta berlangsung aku sudah menerima surat-surat dan kartu debit Bank Sinarmas. Selain deposito online, Digital Banking Sinarmas juga menawarkan fasilitas Secure Credit Card.


Digital Banking Sinarmas Memudahkan Pintu Transaksi Online!

Buat aku yang suka jalan-jalan dan penuh kesibukan dengan pekerjaan, kegiatan volunteering dan kegiatan blogger tentu kemudahan ini sangat membantu dan menyenangkan! Aku akan segera coba melakukan transaksi online menggunakan kartu debit Bank Sinarmas ini :)

Happy travel around and happy online transaction :))

Terimakasih Bank Sinarmas! 

"Berbagi" Pengalaman Seru bareng Toyota

Seminggu yang lalu aku dapat ajakan dari Komunitas Warung Blogger untuk mengunjungi Pabrik Toyota. Tentu aku menerima ajakan itu, karena aku penasaran dan belum pernah melakukan kunjungan langsung ke pabrik mobil. Dan dari sini lah ceritanya bermulai :))

Pagi-pagi buta di hari Rabu, 25 Mei aku sudah bersiap menuju Kantor Toyota Motor Manufacturing Indonesia (#TMMIN) di Sunter. Kenapa pagi buta udah jalan? Karena jam 7 pagi diminta kumpul dan langsung melakukan perjalanan ke #TMMIN Plant 1 di Karawang dan mengikuti rangkaian acara #PlantTourTMMIN! Bayangin kan harus jalan sepagi apa dari Senayan! Ahhh tapi pagi itu aku semangat banget! Naik go-jek dan ngebut! Rasanya antara deg-degan sama kecepatan laju motor dan seneng kaya balapan :p

Sampailah dan duduk manis di lobby #TMMIN.

Sebelum sampai di Karawang saja, sudah banyak cerita menarik nih selama perjalalan! Want to know? Let's check it out!

Aku ini anak yang awam sekali ya dengan dunia otomatif, mendengarkan sharing perjalanan Toyota dari Mba Bianka, aku mendapat banyak pengetahuan baru.

Tahukah kamu?
  • #TMMIN di Sunter merupakan pabrik Toyota yang tertua di Indonesia? Didirikan pada tahun 1971.
  • #TMMIN telah mengekspor mobil-mobil ke ASEAN dan Middle East.
  • 94% Mobil Toyota di produksi di Indonesia.
  • Ada sesi Quality Control di setiap tahap produksi mobil Toyota.


Wah ternyata, Indonesia juga sudah menjadi negara eksportir mobil yah! Ini keren, membanggakan dan menginspirasi! #TMMINspirasi 

Touch Down #TMMIN Plant 1 Karawang!

Bersama Mia, yang juga anak Warung Blogger! Teman seperjalanan :D

Toyota Kijang 1st Generation ini adalah hal yang paling menarik perhatinku dan Mia ketika sampai di #TMMIN Plant 1 Karawang! Unik yah!!! Usut punya usut Kijang itu punya makna tersendiri loh! Kerjasama Indonesia - Jepang! Mobil ini pertama kali dikenalkan di Indonesia tahun 1977 dan sangat populer pada saat itu :)

Oke, mari kita melihat proses produksi dan perakitan mobil di Toyota Plant Karawang! Untuk kita para pengunjung yang akan mengikuti #PlantTourTMMIN dibekali dulu loh dengan safety rules. Selama di dalam pabrik kita wajib mengenakan topi, menggunakan sepatu, berpegangan tangan pada tangga ketika menaiki atau menuruni tangga, tidak boleh memasukan tangan ke dalam saku, tidak boleh bermain HP ketika berjalan, tengok kanan kiri dan beri tanda ketika menyeberang, harus jalan berurutan-tidak bergerombol dan wajib berjalan di lintasan pejalan kaki yang telah disediakan. Wah peraturan-peraturan ini menertibkan dan mendisplinkan sekali ya! Bagus nih kalau bisa secara konsisten diterapkan di jalanan ibu kota yang semrawut :p. #TMMINspirasi.

Kami dibekali dengan Handy Talkie nih sebelum ke Pabrik, supaya suara guide kami terdengar jelas dan tak terganggu dengan kebisingan aktivitas perakitan mobil di dalam pabrik :)

Saat memasuki area pabrik, aku bisa melihat berbagai proses perakitan, pencucian dan driving test, dan aku sempat melihat karyawan #TMMIN sedang mengendarai mobil ber-setir kiri! Kali pertama nih aku melihat mobil ber-setir kiri :))



Kira-kira seperti ini lah suasana yang bisa kita lihat di dalam Pabrik #TMMIN
Sumber Foto: #TMMIN
Nah, selain pengalaman baru yang aku dapatkan ketika menjelajah langsung pabrik #TMMIN, aku juga mendapatkan informasi baru tentang Toyota Berbagi. Tagline "Berbagi" (Bersama Membangun Indonesia) menjadi perhatian pertama ku ketika Pak Arif Munandar dan Pak Maskun Hafif berbagi cerita tentang #TMMIN. "Berbagi" ini merupakan simbol dari semangat Toyota untuk ambil bagian dalam mengembangakan Indonesia, bersama dengan pemerintah dan masyarakat untuk Indonesia. Dari tagline ini lah, aku terinspirasi untuk menuliskan judul artikel blog ku ini "Berbagi" Pengalaman Seru bareng Toyota.


Foto bareng tim Blogger! Sampai jumpa di blogger gathering lainnya :D



Adakah Kisah Menarik di Balik Meja Makan?

Apa yah yang kita dapatkan di meja makan? Semua pasti kompak menjawab, "makanaaaannnn!" Tapi apa yah yang akan kita peroleh lebih dalam dari sekedar makanan ketika kita duduk menghadap meja makan?

Aku pun, awalnya hanya memikirkan ragam kuliner yang akan tersedia di atas meja makan yang dapat kita nikmati.

Ternyata TIDAK!

Tak sangka, di balik meja makan yang sederhana akan ada banyak kisah menarik. Aku pun baru meyadari hal ini ketika ikut serta dalam sebuah acara Blogger Gathering "Meja Makan Punya Cerita" bersama Tupperware Indonesia. 

Siang itu, Ajeng Raviando, seorang psikolog anak dan keluarga hadir di tengah-tengah kami untuk berbagi pentingnya tradisi makan bersama dalam keluarga. Kebetulan aku sekarang berumur 24 tahun dan masih lajang. Awalnya, aku tak terlalu tertarik dengan bahasan keluarga ini. Tapi setelah mendengarkan perbincangan Mba Ajeng dan melihat tayangan video dari Tupperware mengenai makna berharga saat makan bersama keluarga, aku merefleksikan hal tersebut pada diriku sendiri.

Kapan terakhir kali makan bersama di rumah?

Video tayangan dari Tupperware sangat menyentuh! Bagaimana, perasaan dan harapan seorang anak kecil yang ingin merasakan makan bersama dan mendekatkan diri dengan orang tuanya yang disibukkan dengan pekerjaan, hingga tak punya waktu untuk memiliki quality time bersama anaknya.

Aku jadi membanyangkan, bagaimana dengan ku kelak? Ketika telah berumah tangga dan memiliki anak? Akan kah seperti itu? Ku harap tidak!

Sejak tahun 2009, aku merantau ke Jakarta untuk mengenyam pendidikan di bangku kuliah dan melanjutkan karir di Kota Metropolitan ini. Jarang sekali aku pulang ke rumah di desa. Paling bisa dipastikan aku pulang ketika hari raya Idul Fitri! Ya, setahun sekali! Dan hanya pada saat itu lah aku bisa makan bersama keluarga.

Beranjak semakin dewasa, aku kini menyadari pentingnya tradisi makan bersama. Menjauhkan segala gadget dan mendekatkan diri dengan orang-orang yang sedang bersama kita.

Tidak banyak cerita dan kisah yang bisa kubagi dengan tradisi makan bersama keluarga, namun aku menengok kembali ke belakang, ada banyak kisah dan cerita bersama teman, sahabat dan rekan seperjalanan.

Makan bersama teman-teman pengurus komunitas Sobat Budaya

Selepas menghadiri acara blogger gathering bersama Tupperware, aku menemui teman-teman pengurus komunitas Sobat Budaya untuk membahas dan merencanakan program pembuatan buku. Di sini, kami tak hanya fokus membahas program, tapi juga membahas kegiatan-kegiatan kami dihari itu, cerita-cerita sederhana tapi terasa seru! Penuh canda tawa dan dilingkupi keharmonisan. Meskipun kami bukanlah saudara, tapi semuanya terasa dekat. Semua itu berlangsung di meja makan! Karena meja makan punya cerita!

Kisah Sobat Budaya di Balik Meja Makan

Kisah-kisah menarik pun akan dapat kita jumpai ketika kita melakukan perjalanan bersama teman-teman. November 2014 lalu, aku nge-trip ke Pulau Air di Kepulauan Seribu bersama teman-teman Backpacker Jakarta yang baru saja aku kenal via online! Bayangkan! Aku seorang perempuan dengan modal nekad nge-trip bareng teman-teman yang sebelumnya belum ku kenal sama sekali. Awalnya, rasa was-was pasti ada, dan takut merasa canggung. 

Makan bersama di pinggir Pantai

Rasa was-was dan canggung itu menghilang dan lenyap selepas upacara makan bersama secara sederhana bersama teman-teman Backpacker Jakarta! Semua bercengkrama dan bertukar cerita saat makan. Sesederhana apa pun tradisi makan bersama kita, semuanya memiliki kisahnya masing-masing. 

Makan bersama dengan teman, sahabat dan teman seperjalanan yang baru dikenal saja sudah mendekatkan diri kita dengan orang-orang di sekitar kita. Bagaimana kalau kita melakukan tradisi makan bersama dengan keluarga? Kedekatan, keharmonisan, cinta-kasih sudah pasti tercipta. Masih segan kah kamu untuk makan bersama keluarga?

Beruntung sekali, saat acara blogger gathering kemarin aku sempat mengabadikan kedekatan seorang ibu dan anaknya di meja makan.



Kelak, aku ingin menjadi seorang Ibu seperti ini, penuh perhatian dan cinta kasih pada anaknya

Lihatlah tatanan meja makan yang cantik itu! Peralatan makannya menarik dan ceria, menjadi salah satu daya tarik yang menarik untuk makan bersama keluarga. Seperangkat alat makan tersebut merupakan salah satu produk yang baru diluncurkan oleh Tupperware, bertemakan Petite Blossom.

Paket lengkap Petite Blossom

Mulai sekarang, aku tak kan menyia-nyiakan kesempatan langka makan bersama keluarga di rumah. Karena setiap meja makan punya cerita.

Berburu Kuliner Banyuwangi!

Siapa yah yang tak suka kuliner? Setiap hari kita membutuhkan asupan makanan dari beragam olahan kuliner :D. Nah, Indonesia ini punya beragam kuliner yang lezat harus kita icip icip! Setiap jengkal tempat di Indonesia pasti memiliki ragam kulinernya sendiri. Tak terkecuali Banyuwangi nih. Selama lima hari aku menghabiskan waktu di kota ini, banyak sekali ragam kuliner yang ku jumpai dan tentunya berbeda dengan ragam kuliner dari daerah lain :))

Apa saja ya ragam kuliner yang ku jumpai dan ku icip-icip selama di Banyuwangi? Yuk kita lihat :)

1. Kuliner Uyah Asem Ibu Erni

Wedang Cor

Wedang Cor ini berisi ketan hitam, tape, susu, jahe, rasanya manis dan sari kecut (asam) tape, rasanya asem-segar, sari jahe, dan hangat, mungkin karena efek jahenya yah :))

Uyah Asem dan Iwak (Ikan) Wader

Rempah-rempah Uyah Asem

Resep masakan uyah asem ini sudah diturunkan ke generasi keempat loh! Lauk utama uyah asem adalah ayam kampung namun bisa ditambah kacang panjang atau buncis dan tempe daun. Rasanya sedikit mirip dengan sayur asem, namun yang khas dari rasa uyah asem berasal dari bumbu-bumbu seperti godong (daun) wadung (wajib) (rasanya kecut, lihat gambar di atas), blimbing wuluh, trasi, ranti (seperti tomat, namun rasanya kecut, lihat gambar di atas),


2. Kuliner di Sego Tempong Mbok Wah Bakungan

Pawon untuk memasak sego (nasi)

Sego Tempong

Sego tempong isinya sego (nasi) kukusan yang cara memasaknya berbeda dengan nasi biasa, ikan asin, teri, bayem, timun, kubis, kol, dan beragam lauk yang bisa kita pilih sesuai selera kita, dan yang super wajib adalah sambelnya yang pedasnya juara!!!
Sego tempong ini rasanya super pedas!!! Hati-hati buat yang ga suka pedas sama sekali ya :p, dan satu porsinya sangat banyak loh! Super! Buat aku yang porsi makan (terutama nasinya) sedikit, tak sanggup menghabiskan satu porsi makan sego tempong! Hahahahah :D


 3. Kuliner di Desa Kemiren, Desa Adat Suku Using



Pecel Pitik

Lalapan Pecel Pitik

Pecel pitik ini merupakan kuliner khas Suku Using. Pecel ini akan dimasak ketika acara selamatan. Bahan utamanya adalah ayam kampung dan parutan kelapa muda. Rupanya seperti urap tapi warnanya lebih merah dan rasanya pun berbeda. Pecel ini disajikan dengan lalapan daun selada, daun semanggi, terong, tahu goreng, tempe goreng dan gimbal (perkedel) jagung.


4. Kuliner di Pondok Indah Resto

Green Diamond Lime

Nasi Bakar Pedho

Oling (Belut) Pedas

5. Sayur Koro


Sayur koro ini berisi kacang koro, kecipir dan bumbu-bumbu, rasa dan rupanya mirip seperti lodeh namun santannya lebih ringan tak sekental sayur lodeh, rasanya cukup pedas.

6. Jamu Sinom


7. Ayam Pedas


Ayam pedas ini kuahnya seperti gulai, bersantan dan rasaanya pedas tentunya :)

Nah, sekian yah icip-icip kuliner Banyuwangi nya, dan tentu masih banyak sekali kuliner khas yang belum sempat ku cari dan ku coba. Kalau kamu ke Banyuwangi coba eksplor kuliner yang lebih banyak yaaaa :))

Padanya, Ku Terpesona!

Semilir angin sepoi berhembus,
Menyejukan hati dan rasa yang tak bisa pupus,
Melihatnya tuk pertama,
Ku tlah terpana,Padanya, Ku Terpesona!

Apakah aku sedang membuat puisi nan puitis untuk seorang terkasih? Oh bukan :))
Aku sedang mengungkapkan rasa terpesona ku pada suatu tempat nan indah di sudut Kota Banyuwangi.

Sore itu, usai menghadiri pembukaan Tour de Ijen Banyuwangi 2016, aku bersama teman-teman singgah ke suatu tempat yang unik dan mengagumkan! Seperti apa ya, kok sepertinya deskripsiku terlalu berlebihan?

Penasaran? Mari kita perlahan menjejakan kaki ke tempat ini ...

Selamat Datang di Pondok Indah Resto Banyuwangi

Wah, gapura yang menyambut kita di halaman depan saja sudah secantik ini loh! Seperti apa rupa di dalamnya? Ahh, sebelum terburu melihat tatanan tempat dan alam yang memesona di dalam, terlebih dulu akan sedikit menceritakan tentang tempat ini.

Pondok Indah Resto ini bisa kita temui di Jalan Raya Lijen KM 8, Dusun Pereng, Desa Paspan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Berdekatan dengan area Gunung Ijen. Konsep dari resto ini adalah family resto. Dan yang unik, customer tidak boleh hanya terdiri dari dua orang loh! Alasannya, untuk mencegah, customer yang bertujuan untuk berpacaran atau bermesraan di tempat ini :D, ujar Mba Tita selaku Pengelola Produksi Pondok Indah Resto.

Tempat yang sebagus ini (aih, kamu belum tahu sebagus apa kan tempat ini, sabar ya, aku akan pamerkan keindahannya di akhir tulisan :D), ternyata awalnya hanyalah sebuah pondok mie! Namun, taraaaaa setelah tanggal 3 Maret 2013 pondok mie disulap menjadi Family Resto yang sangat recommended untuk disambangi!

Yang disajikan resto ini kepada para customer adalah makanan khas Banyuwangi, beautiful view, park garden, fress food dan non makanan laut serta yang pasti tak boleh berduaan di dalam kabin! Hehehe :D

Yukkk kita icip the best menu in this resto!

Green Diamond Lime!

Aiiihh,,, setelah lelah selepas melakukan perjalanan jauhh, kita disuguhi Green Diamond Lime! Lihat, tampilannya saja, sudah membuat tenggorokan ini ingin segera meneguknya! Minuman ini berisi lemon dan timun, rasanya segar dan sari lemon serta timunnya sangat berasa! Ini kali pertama aku minum lemon bercampur timun! Hahaaa...

Oling Pedas

Nah ini salah satu menu yang selalu diburu customer! Oling ini merupakan sidot atau ikan belut loh! Oling ini bisa juga disebut Unagi. Dan, ini merupakan salah satu makanan khas Banyuwangi, konon belut ini susah ditemukan di tempat-tempat lain selain Banyuwangi! Oling ini diambil dari sungai langsung, karena rasanya lebih enak jika dibandingkan dengan oling yang dibudidayakan, panjangnya maksimal 130 cm, dan beratnya maksimal 8 kg.

Ketika aku mencicipinya, rasanya enak, pedasnya pas, dan oling-nya lembut di lidah, tidak kasar dan keras. Kuahnya bersantan tapi ringan.

Nasi Bakar Pedho


Berikutnya! Nasi bakar pedho (ikan peda), juga menjadi menu terbaik resto ini. Nasi nya lembut, dan ikan pedanya berasa banget!

Gimana sudah ngiler dengan menu-menu yang disajikan? Silakan datang dan mencicip-cicip menu-menu andalah resto ini! :D

Nah, sesuai janjiku, aku mau pamer the beautiful view of this resto!










Sampai Jumpa Pondok Indah Resto!

Nah,,, mupeng kah kamu dengan tempat ini??? Ayo agendakan liburanmu ke Banyuwangi dan singgah sejenak ke sini! Perlu dicatat ya, resto ini buka jam 08.00 -17.00 WIB (weekdays), 08.00 - 16.00 (weekend), dan sebaiknya reservasi dulu sebelum kesini supaya mendapatkan tempat :))

Yang menarik lagi adalah, tempat ini bisa menjadi lokasi Pre-Wedding, dan acara-acara bertema garden party! So lovely! Jika tertarik untuk mengulik lebih lanjut sila mampir ke blog nya, twitter atau pun instagram nya yaaahh! Happy vacation :))

Mengulik Penghasil Ikan Terbesar di Indonesia!

Ada yang familiar dengan makanan ini?


Ya, sarden! Siapa coba yang tak pernah mencicipi makanan ini? Ketika aku masih kecil, aku sering kali makan sarden sebagai lauk pendamping nasi! Selain sebagai sumber protein, rasanya pun enak, dan tentu cepat proses penyajiannya! Jadi, bisa memuaskan hasrat diri yang lapar! Hahhaha :D

Lalu, tahukah kamu di mana penghasil ikan terbesar dan tempat pengolahan ikan lau menjadi ikan sarden? Muncar! Sebuah pelabuhan yang berada di Kota Banyuwangi. Kebetulan sekali ketika aku pergi ke Banyuwangi bersama rombongan FAM Trip Kemenparekraf bisa singgah sejenak ke tempat ini. Seperti apa ya tempatnya? Let's check it out! 

Matahari mulai membumbung tinggi dan bersinar terik

Hamparan Perahu Nelayan

Ibu-Ibu Nelayan

Wah di Pelabuhan Muncar ini berlalu lalang kambing juga!

Motor Pengangkut Ikan

Perusahaan Pengelola Ikan Sarden


Aku dan rombongan memang tak berlama-lama di tempat ini karena kami masih akan melanjutkan perjalanan menuju Alas Purwo.

Sedikit yang bisa kuceritakan tentang Pelabuhan Muncar adalah, tempatnya tidak terlalu becek seperti yang kita jumpai di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta. Dan pelabuhan ini pun tidak terlalu berbau amis nan menyengat, jauh berbeda dengna pikiran awalku, yang ku kira tempat ini akan sangat berbau amis karena sebagai pelabuhan penghasil ikan terbesar di Indonesia :D

Misteri Legenda Watu Dodol

Aku masih belum bisa beranjak nih dari keseruan dan keterpesonaanku dengan Kota 
"The Sunrise of Java" ...


Yup, minggu lalu aku menghabiskan lima hari penuh menjelajahi Kota Banyuwangi! Mulai dari wisata pantai, gunung, kuliner, sejarah, budaya, konservasi flora dan fauna serta masih banyak lagi! Nah, kali ini aku terbesit dan terpikir tentang kisah Watu Dodol.

Watu dalam bahasa jawa memiliki arti batu dan dodol memiliki dua makna, berjualan dan jenang/dodol (makanan). Lalu, ada kisah menarik apa dengan Watu Dodol di Banyuwangi?

Pagi buta aku dan rombongan segera beranjak dari hotel untuk mengejar matahari terbit, dan kami berhenti di Pantai Watu Dodol. Aku melihat sekitar, dan aku menemukan Patung Gandrung dan sebuah batu besar yang unik dan aneh, karena ada tanaman yang tumbuh di atasnya. Karena aku penasaran dengan batu itu, bertanyalah aku pada guide dan orang-orang Banyuwangi yang menemani kami.

Watu Dodol

Alkisah, Watu Dodol ini merupakan sebuah legenda di Banyuwangi, dan selama aku di kota ini aku mendapatkan dua versi mengenai cerita Watu Dodol ini.

Versi 1:
Watu Dodol dipercaya sebagai prasasti perjanjian pembuatan jalan. Dahulu kala, Bupati Banyuwangi hendak membelah bukit untuk membangun jalan, namun selalu gagal dan selalu menimbulkan korban. Hingga akhirnya, Bupati Banyuwangi meminta bantuan pada Murtojoyo, yang diyakini sebagai orang sakti. Murtojoyo pun memberikan mandat kepada seorang anak kecil untuk membelah bukit dan membuat jalan. Karena hal ini lah banyak pihak yang melakukan protes. Untuk meredam protes yang terjadi maka dibuatlah Prasasti Watu Dodol ini sebagai perjanjian.

Versi 2:

Kisah yang lain adalah, Kyai Semar (Semar, seorang tokoh dalam kisah Punakawan), sedang memikul jenang (dodol), dengan menggunakan pikulan yang terbuat dari kayu pohon kelor. Ketika Kyai Semar hendak menyeberang, pikulannya patah. Lalu jenang yang dipikulnya berjatuhan. Jenang itu dibiarkan saja pada tempatnya dan lama kelamaan jenang tersebut mengeras dan menjadi batu, hingga akhirnya sampai sekarang dikenal sebagai Watu Dodol.

Nah, jadi kisah mana kah yang paling sesuai dengan Watu Dodol? Entah lah, karena setiap cerita dan legenda pasti akan memiliki cerita yang beragam dan pemaknaan yang beragam.


Patung Gandrung

Monyet di balik Pepohonan Watu Dodol

Pantai Watu Dodol

Usai sudah capture moment di Watu Dodol! Mari kita melanjutkan perjalanan menjelajah Banyuwangi :))